Kamis 07 Aug 2025 19:37 WIB

Israel Panik Foto Pilot Jet Tempur Perempuannya Beserta Keluarga Dirilis Iran

Surat Kabar Hayom menyatakan, publikasi tersebut serius dan berbahaya.

Jet tempur F-15I dan F-35I Angkatan Udara Israel terbang bersama pembom B-52 AS selama latihan pada 4 Maret 2025.
Foto: Dok IDF
Jet tempur F-15I dan F-35I Angkatan Udara Israel terbang bersama pembom B-52 AS selama latihan pada 4 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Media Israel dinilai bereaksi terhadap rilis profil seorang pilot perempuan Israel yang berpartisipasi dalam perang agresi 12 hari rezim zionis terhadap Republik Islam Iran pada pertengahan Juni oleh Iran.

Surat Kabar Hayom pada Senin (4/8/2025), mengatakan publikasi foto-foto pilot tersebut di televisi pemerintah Iran merupakan langkah "serius dan berbahaya". Identitas pilot tersebut terungkap. Sementara itu, foto-foto suami serta anaknya ditampilkan, lapor media Iran, IRNA.

Baca Juga

Masih belum jelas bagaimana otoritas Iran memperoleh foto dan informasi pilot tersebut, klaim media berita Israel tersebut yang tampak panik. Reaksi tersebut muncul beberapa hari setelah agen intelijen Iran mengungkap profil lengkap beberapa pilot, komandan, dan operator drone Israel, yang terlibat dalam serangan udara terhadap Iran.

Pengungkapan tersebut dilaporkan oleh saluran resmi Iran dan berbagai media berita negara itu pada Sabtu. Laporan itu menyatakan, para pilot mengebom daerah permukiman selama perang yang dipaksakan Israel baru-baru ini, yang mengakibatkan ratusan warga Iran gugur dan terluka.

Pada 13 Juni, rezim Israel melancarkan perang agresi yang tak beralasan terhadap Iran. Rezim zionis menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan dalam serangan terarah, dan menewaskan warga sipil dalam serangan di wilayah permukiman.

Amerika Serikat memasuki perang pada 22 Juni dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran.

Angkatan Bersenjata Iran merespons dengan tegas dengan menyerang target-target di wilayah pendudukan Israel dan sebuah pangkalan udara Amerika di Qatar. Perang tersebut berakhir pada 24 Juni dengan gencatan senjata yang dituntut oleh Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement