Rabu 16 Jul 2025 05:51 WIB

IDF-Netanyahu 'Berantem' Sendiri Soal Rencana 'Kota Kemanusiaan Palsu' di Gaza

Rencana tersebut menuai kecaman luas dari PBB dan kelompok HAM.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada konferensi pers di Yerusalem, 21 Mei 2025.
Foto: EPA-EFE/RONEN ZVULUN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada konferensi pers di Yerusalem, 21 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Rencana kontroversial Israel untuk membangun apa yang disebut sebagai "kota kemanusiaan" bagi warga Palestina di Gaza selatan dikabarkan gagal akibat penolakan dari militer, demikian dilaporkan media lokal pada Senin (15/7).

Pekan lalu, pemerintah Israel mengumumkan rencana relokasi seluruh penduduk Gaza ke zona baru di atas reruntuhan Kota Rafah. Menurut Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, warga Palestina Gaza akan ditempatkan di zona tersebut. Dari kota itu, mereka akan “diizinkan” untuk beremigrasi ke negara lain.

Baca Juga

Rencana tersebut menuai kecaman luas secara global, termasuk dari PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia yang menyebutnya sebagai bentuk pemindahan paksa terhadap warga Palestina.

Para pemimpin oposisi Israel juga mengecam proposal yang diperkirakan menelan biaya hingga 4 miliar dolar AS (sekitar Rp64,92 trilyun) itu. Mereka menyamakannya dengan kamp konsentrasi karena dinilai akan menahan atau memenjarakan warga Palestina secara massal di suatu tempat tertutup tanpa proses hukum yang sah.

Sementara itu, militer Israel turut menyampaikan penolakan. Militer beralasan bahwa proyek tersebut dapat merusak upaya yang tengah berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan pihak Palestina.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement