REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama meminta agar pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) memberikan pengalaman pertama yang bermakna bagi siswa serta tak ada perundungan, apalagi perpeloncoan.
"Bukan hanya soal administrasi atau pengenalan gedung, tetapi kesempatan emas bagi guru dan tenaga kependidikan (tendik) untuk membangun kedekatan, menumbuhkan kepercayaan, dan menanamkan nilai-nilai dasar, seperti disiplin, akhlak dan semangat belajar," ujar Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag, Thobib Al Asyhar di Jakarta, Selasa.
Thobib mengatakan guru dan tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab strategis dalam membentuk iklim pembelajaran yang positif sejak hari pertama.
Bukan hanya sebagai pengajar, guru madrasah juga berperan sebagai pendidik dan teladan akhlak bagi peserta didik, terutama bagi siswa baru yang tengah memasuki lingkungan pendidikan madrasah untuk pertama kalinya.
Ia menegaskan agar seluruh guru dan kepala madrasah menjadikan Matsama sebagai ajang pembinaan karakter, bukan sekadar rutinitas tahunan.
Kegiatan ini harus diarahkan untuk memperkuat orientasi pendidikan madrasah yang holistik, yakni mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan spiritual siswa sejak awal.
"Saya mengingatkan agar Matsama tidak dijadikan ajang perpeloncoan atau praktik yang tidak mendidik. Sebaliknya, jadikan lah Matsama sebagai ruang penumbuhan karakter, solidaritas, dan pembiasaan nilai-nilai keislaman yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin," kata dia.
Kepada para guru, pria yang juga dosen Pascasarjana UI ini menyampaikan pesan penting agar mereka mampu menjadi figur inspiratif di ruang kelas dan kehidupan siswa.
Menurutnya, wajah pendidikan madrasah sangat ditentukan oleh keteladanan dan kualitas interaksi guru terhadap siswa. "Guru adalah wajah pertama yang dilihat siswa saat memasuki dunia madrasah. Maka, sambutlah mereka dengan senyum, semangat, dan penguatan nilai. Dari tangan guru yang berakhlak dan berintegritas lah lahir generasi madrasah yang unggul," katanya.
Ia mendorong agar para guru dan tenaga kependidikan memanfaatkan momentum awal tahun pelajaran ini untuk menyegarkan semangat profesionalisme dan kolaborasi.
Madrasah yang unggul hanya dapat diwujudkan melalui budaya kerja yang sehat, saling mendukung dan terus belajar.
"Mari jadikan awal tahun pelajaran ini sebagai titik tolak membangun madrasah yang tidak hanya unggul dan berdaya saing global, tetapi juga membumi dalam nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Peran guru adalah kunci menuju cita-cita itu," katanya.