REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Personel militer Israel yang bertempur di Jalur Gaza selatan telah mengakui bahwa Hamas tetap teguh dan mempertahankan kemampuannya, meskipun genosida dan negosiasi yang sedang berlangsung di ibukota Qatar, Doha.
Dikutip dari Aljazeera, dalam sebuah laporan yang disiarkan di Israel Channel 12 hari ini, Jumat (11/7/2025), dengan judul "Pertempuran tidak berhenti ... dan Hamas tidak menyerah," reporter Sapir Lipkin mengatakan kenyataan di lapangan jauh dari atmosfer gencatan senjata yang akan segera terjadi.
“Sementara negosiasi Doha mengalami kemajuan, penembakan di Gaza terus berlanjut tanpa melambat, dan musuh (Hamas) tidak rapuh," kata dia.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang komprehensif di Jalur Gaza, menyebabkan lebih dari 195.000 warga Palestina tewas dan terluka.
Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 10 ribu orang hilang dan ratusan ribu orang mengungsi.
Saluran tersebut mengutip pernyataan Letnan "A", seorang komandan kompi infanteri di Divisi ke-71, yang mengatakan, "Saya terkejut dengan intensitas pertempuran. Saya yakin akan melihat lebih banyak rumah yang hancur, tetapi Gaza masih berdiri."
"Jika beberapa orang berpikir bahwa semua rumah telah runtuh dan IDF memegang kendali penuh atas Gaza, kami belum sampai di sana, dan sampai gencatan senjata diumumkan, kami akan terus bertempur dan menghancurkan sampai hari terakhir," tutur dia.
View this post on Instagram