REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari -raḍiyallāhu 'anhu- adalah sahabat yang menggali liang lahat untuk makam Rasulullah SAW.
Dituturkan bahwa, penduduk Makkah memiliki seseorang yang menggali kuburan untuk mereka dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah RA.
Sedangkan penduduk Madinah memiliki seorang yang menggali kuburan untuk mereka dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh Abu Thalhah RA.
Abbas memanggil dua orang dan menyuruh salah seorang di antara keduanya mencari Abu Ubaidah dan seorang lagi mencari Abu Thalhah, lalu Abbas berkata, "Siapa yang datang lebih dahulu, maka dialah yang akan menggali.
"Semoga Allah memberikan kebaikan kepada Rasulmu, siapa pun yang datang, gali dia." Salah satu dari mereka menemukan Abu Thalhah dan membawanya ke al-Abbas, tetapi orang yang mencari Abu Ubaidah tidak menemukannya dan kembali, maka Abu Thalhah RA datang, mengukur kuburan Nabi SAW dan membangun sembilan batu bata di gundukan tanah itu.
BACA JUGA: Personel Jauh Lebih Sedikit Dibandingkan Tentara Israel, Mengapa Pejuang Gaza Bisa Bertahan?
Abu Bakar al-Baihaqy, dalam Dalail an-Nubuwwah, menjelaskan perbedaan antara gundukan dan makam adalah bahwa gundukan adalah galian kubur yang dibuat di sisi kubur, sehingga mayat diletakkan di sisinya, bukan di tengah-tengahnya, oleh karena itu disebut gundukan, sedangkan makam digali di tengah-tengah kubur, tidak di sisinya, dan lurus.
Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq dan para sahabat, semoga Allah merahmati mereka semua, mempersiapkan pemakamannya, dan meskipun sulitnya situasi dan beratnya dampaknya terhadap jiwa mereka.
