Ahad 29 Jun 2025 07:02 WIB

Terungkap Pengakuan Jujur Tentara Israel yang Menolak Bertugas di Gaza

Tentara Israel terus bertumbangan di Gaza Utara.

Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Suara-suara yang mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kinerja tentara pendudukan Israel di Gaza terus berlanjut, yang terbaru diterbitkan oleh surat kabar Inggris The Times.

Media itu mewawancarai beberapa prajurit cadangan tentara Israel yang tidak menanggapi panggilan untuk kembali bertugas karena apa yang mereka anggap sebagai perang yang tak berkesudahan.

Baca Juga

Seorang tentara yang telah bertugas selama 270 hari, namun menolak panggilan terakhir dan dijatuhi hukuman 25 hari di penjara, membenarkan posisinya.

Dia mengatakan dirinya trauma dengan perang yang terus berlanjut tanpa tujuan yang jelas, dengan pengabaian terhadap nyawa para sandera dan kematian banyak orang tak berdosa.

"Mereka ingin menghancurkan Hamas, tetapi Hamas masih ada, dan mereka mengatakan bahwa mereka bekerja untuk mencegah bencana kemanusiaan di Gaza, tetapi bukan ini yang kami lihat," tambah tentara Israel itu.

BACA JUGA: Rudal Iran dengan Hulu Ledak Lebih dari 1 Ton Bikin Israel Tercengang, Militer Lakukan Investigasi

Sementara itu, surat kabar Inggris mengutip seorang pekerja sosial cadangan Israel yang mengatakan bahwa yang dia lihat di Rafah "hanya penembakan, pembunuhan, dan pengusiran," dan menambahkan bahwa "tentara tidak lagi melihat warga Gaza sebagai manusia."

"Pasukan cadangan runtuh, dan persentase partisipasi dalam layanan telah berkurang setengahnya," tambah Times, mengutip pekerja sosial tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement