Rabu 18 Jun 2025 22:30 WIB

Prof Haedar Nashir Terpilih Sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2025, Ini Pesannya  

Haedar dinilai konsisten menulis dan berkontribusi dalam berbagai bidang keilmuan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Prof Haedar Nashir Terpilih Sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2025.
Foto: Muhyiddin / Republika
Prof Haedar Nashir Terpilih Sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof l Haedar Nashir dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2025 dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (18/6/2025).

Penghargaan tersebut diberikan oleh Ketua IKAPI DKI Jakarta, Hikmat Kurnian sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata Prof Haedar dalam pengembangan literasi Islam dan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Baca Juga

“Tokoh Perbukuan merupakan figur penting dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia. Melalui karya-karya yang dihasilkan oleh Tokoh Perbukuan, proses mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi memiliki makna,” ujar Hikmat dalam acara pembukaan IBF 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (18/6/2025).

Haedar dinilai konsisten menulis dan berkontribusi dalam berbagai bidang keilmuan Islam. Karya-karyanya memperkaya wacana keislaman dan kebangsaan yang berorientasi pada kemajuan peradaban umat, bangsa, dan negara.

“Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi IKAPI DKI kepada para tokoh bangsa yang terbukti aktif menggiatkan kegiatan literasi,” ucap Hikmat.

Dia menambahkan, penghargaan ini diharapkan tidak hanya menjadi bentuk pengakuan, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda agar terus berkarya dalam dunia penulisan dan literasi Islam.

Usai menerima penghargaan, Prof Haedar pun berpesan kepada masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda agar membudayakan membaca dan menulis, sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju.  

"Jika ingin menjadi bangsa yang punya peradaban tinggi, bangsa maju, kemudian bisa setara lah dengan bangsa di ASEAN, maka kita harus membudayakan membaca dan menulis, serta mencari informasi yang terbaik," kata Prof Haedar kepada Republika.co.id

Dia pun mengapresiasi IKAPI DKI Jakarta yang telah menggelar IBF selama 23 tahun, sehingga literasi Islam di Indonesia tetap menyala.

"Saya mengapresiasi Islamic Book Fair yang sudah berjalan 23 tahun, di mana tidak muda menjaga pameran ini di saat orang-orang lebih senang ke tempat-tempat keramaian lain," jelas dia. 

IBF 2025 sendiri berlangsung pada 18-22 Juni 2025, diikuti 222 penerbit, 42 perusahaan multiproduk, dan 14 pondok pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia. Ajang tahunan ini menjadi salah satu pameran buku Islam terbesar di Tanah Air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement