REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Forum Zakat (FOZ) yang menaungi 189 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) memperkuat kolaborasi untuk penyaluran bantuan bagi korban bencana di tiga provinsi Pulau Sumatera, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Seluruh anggota Forum Zakat (FOZ) telah bergerak bersama menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir dan longsor.
Ketua Umum Forum Zakat (FOZ), Wildhan Dewayana menjelaskan, setiap lembaga zakat memiliki tim relawan untuk fase emergency response. Dalam setiap kejadian bencana, di tahap awal, FOZ terus mendorong seluruh anggotanya untuk bergerak cepat.
“Sambil bergerak, kita menguatkan dua hal, pertama komunikasi dan harmonisasi aktivitas. Supaya kemudian dari situ kita memiliki data siapa melakukan apa, di mana, dan hasilnya seperti apa,” ujar Wildhan dalam acara OPZ Forum 2025 & Road to Zakat Impact Summit 2026 di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Setelah itu, secara bertahap FOZ akan menyiapkan rencana-rencana kolaboratif dengan aksi kolaborasi. “Dengan seiring dengan masuknya data dan pemetaan yang lebih lengkap gitu ya, itu terus kita lakukan,” ucap Wildhan.
FOZ juga berkoordinasi penuh dengan Kementerian Agama, Kemenko PMK, BNPB, dan lembaga terkait lainnya. Gelaran OPZ Forum 2025 dihadiri oleh 130 perwakilan pimpinan OPZ yang juga anggota Forum Zakat (FOZ).
Wildhan menyampaikan, secara akumulatif hingga hari Senin (1/12/2025) malam, bersama-sama dengan pihak Kemenag, Baznas RI, POROS, FOZ, secara simbolis telah terkumpul komitmen bantuan program kolaborasi tahap 1 sebesar Rp 155 Miliar, dengan lebih dari Rp 31,6 miliar berasal dari anggota FOZ.
“Ini adalah bukti persaudaraan. Komitmen ini pun telah disaksikan langsung oleh Bapak Menteri Agama RI dalam event Senin malam. Ini adalah pesan tegas bahwa ketika satu bagian tubuh bangsa ini sakit, gerakan zakat adalah tangan yang pertama kali mengusap dan mengobati. Bismillah,” kata Wildhan.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof Waryono Abdul Ghafur menegaskan, beberapa Lembaga Amil Zakat (LAZ) telah membangun dapur umum di sejumlah titik lokasi bencana banjir dan longsor Sumatera.
“Meskipun belum kolab, LAZ sudah terjun langsung ke sana, membuka dapur umum dan memastikan titik-titik lokasi untuk posko,” kata Prof Waryono.
Dalam momentum OPZ Forum 2025 & Road to Zakat Impact Summit 2026, Prof Waryono mengatakan, jika LAZ hanya berjalan sendiri-sendiri maka belum kuat. Sehingga perlu ada kolaborasi dalam memenuhi kebutuhan para korban yang tidak bisa hanya dipenuhi oleh satu LAZ.
Mengenai titik-titik dapur umum yang telah dibuka, ia mengatakan, semua LAZ telah memberikan data seperti salah satunya dari Baznas. “Kemarin di (pertemuan) zoom saya juga bilang, kalau ada posko di sini (satu titik tertentu) berapa jangkauan akses posko itu. Kalau terlalu jauh, apalagi transportasinya kan berat tuh, perlu dibuka di tempat lain,” jelasnya.
Terkait kondisi di Aceh Tamiang yang saat ini dikabarkan masih terisolasi, Prof Waryono membenarkannya.
“Aksesnya betul-betul susah, karena sebelum ini saya sempat ke sana. Semula lancar. Saya nggak bisa bayangkan karena di pinggir jalan itu nggak masalah ya. Rupanya yang jauh dari pinggir jalan yang bermasalah,” ujarnya.




