REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Para peretas yang diduga berafiliasi kepada Iran meningkatkan gelombang serangan siber besar-besaran terhadap berbagai infrastruktur Israel. Perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat, Radware, pada Ahad (15/6/2025), melaporkan, serangan tersebut terjadi selama dua hari terakhir.
Ron Meyran, Wakil Presiden Cyber Threat Intelligence Redware mengungkapkan, peningkatan serangan terjadi bila dibandingan dengan periode 12 Juni. Meyran mengungkapkan, serangan tersebut diduga merupakan operasi balasan para peretas yang didukung Iran dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran.
Kampanye ofensif ini melibatkan serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS), upaya untuk menembus infrastruktur penting, upaya pencurian data, dan distribusi malware yang telah terkoordinasi.
Radware mencatat bahwa lonjakan serangan siber dimulai segera setelah laporan serangan Israel terhadap Iran dipublikasikan secara luas. Perusahaan tersebut juga mengamati peningkatan aktivitas di antara para aktor yang berpihak pada Iran di seluruh saluran Telegram publik dan pribadi.
"Kelompok siber yang disponsori negara Iran diperkirakan akan mengintensifkan operasi mereka yang bertujuan untuk mengganggu infrastruktur dan pengaruh psikologis," kata perusahaan itu, menurut The Jerusalem Post.
Menurut Meyran, serangan siber tersebut telah menargetkan berbagai entitas, termasuk situs web pemerintah, lembaga keuangan, penyedia telekomunikasi, dan sistem infrastruktur penting Israel.
Lihat postingan ini di Instagram