REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah hijrah, kota Madinah mengalami perubahan signifikan hampir di seluruh aspeknya, termasuk perubahan nama dari Yatsrib menjadi Madinah. Makna dari perubahan nama tersebut jelas menyiratkan karakter, tujuan dan aspirasi baru dari negara-kota yang sedang berkembang tersebut.
Ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah, tugas pertama dan langsung yang berkaitan dengan misi pembangunan masyarakatnya adalah membangun masjid utama kota tersebut. Setiap pekerjaan lain, termasuk pembangunan rumah bagi para migran yang mayoritas miskin dan praktis tunawisma, harus ditunda hingga Masjid Nabawi selesai dibangun.
Ketika selesai, bentuk Masjid Nabawi sangat sederhana. Meskipun bentuknya sederhana, Masjid ini sejak awal berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat yang sesungguhnya, dan dengan cepat berkembang menjadi kompleks multifungsi.
Dikutip daru halaman Muslim Heritage, dijelaskan bahwa Masjid Nabawi tidak hanya dimaksudkan untuk melaksanakan sholat pada waktu-waktu yang telah ditentukan, tetapi juga untuk berbagai fungsi keagamaan, sosial, politik, administratif, dan budaya lainnya. Masjid ini menjadi katalis dan penentu standar bagi upaya pembangunan peradaban di seluruh wilayah Muslim.
Nabi Muhammad SAW saat tiba di Madinah memberikan perhatian khusus untuk mendidik individu-individu yang berbudi luhur dan jujur yang membentuk masyarakat sehat, berbudi luhur dan dinamis.
Hubungan umat beriman dengan Tuhan, lingkungan dan sesama manusia ditetapkan untuk menjadi dan tetap kokoh dan adil. Umat Islam di Madinah pada masa Rasulullah SAW menjadikan tempat tinggal mereka lebih baik dan lebih kondusif bagi kehidupan yang saleh dan benar-benar produktif.




