REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut pemeriksaan istithaah kesehatan calon jamaah haji harus jujur dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jamaah.
"Jangan sampai ada pihak-pihak di daerah yang memanipulasi kondisi kesehatan jamaah hanya demi memenuhi kuota atau target pemberangkatan," ujar Dahnil di Makkah, Arab Saudi, Selasa (10/6/2025).
Dahnil menyoroti masalah mendasar terkait istithaah atau kemampuan calon haji untuk menunaikan ibadah haji, khususnya bagi kalangan lansia, disabilitas, dan kelompok risiko tinggi (risti) dalam penyelenggaraan haji tahun ini.
Saat mengunjungi hotel transit Aziziyah bagi jamaah Safari Wukuf, Dahnil pun mengungkap, dari data awal, seharusnya hotel tersebut bisa menampung sekitar 2.000 orang dari berbagai sektor. Kenyataannya, hotel tersebut hanya bisa menampung sekitar 500 lansia, disabilitas dan risti.
Kondisi ini, menurut Dahnil, menunjukkan adanya tantangan besar dalam validasi aspek istithaah kesehatan sejak dari tanah air. Ia menekankan bahwa pemeriksaan kesehatan bagi jamaah calon haji harus dilakukan secara jujur, akurat, dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jamaah.
"Ini sangat tidak etis, apalagi sampai memperdaya jamaah lansia yang sebenarnya tidak dalam kondisi siap secara fisik dan mental," kata dia.