REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Sumber-sumber medis di Jalur Gaza mengungkapkan, sebanyak 41 persen pasien gagal ginjal di wilayah kantong Palestina syahid sejak Israel melancarkan genosida pada Oktober 2023.
Ketidakmampuan mereka mengakses perawatan dialisis, yakni prosedur medis yang menggantikan fungsi ginjal yang tidak berfungsi dengan baik, dan hancurnya sarana dan prasarana vital pengobatan di Gaza menjadi faktor utama penyebab kematian.
Menurut sumber medis, militer Israel menghancurkan Pusat Dialisis Noura Al-Kaabi di Gaza utara, salah satu dari sedikit fasilitas khusus yang menyediakan layanan dialisis ginjal di wilayah kantong Palestina padat penduduk yang hancur lebur akibat kejahatan rezim zionis tersebut.
"Penghancuran pusat layanan ini menjadi pukulan telak bagi sistem kesehatan," kata seorang petugas medis seraya memperingatkan konsekuensi mengerikan bagi para pasien yang tersisa."Ini satu bencana dengan konsekuensi yang belum bisa kita pahami seutuhnya."