
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
Petugas Haji Bidang Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Jamaah Haji (PKPPJH) mengiimbau Jamaah tetap berhati-hati melaksanakan umroh dan tidak memforsir ibadah sunnah. Ada setidaknya dua kejadian patah tulang jamaah dalam sepekan terakhir.
"Dua kejadian patah tulang jamaah Indonesia memberi peringatan risiko agar tetap berhati-hati,” ujar Syekh Abdul Qodir dari Sektor Khusus Masjidil Haram," ujarnya, Kamis (29/5/2025).
Dalam rentang sepekan, kata ia, ada dua jamaah Indonesia mengalami patah tulang di area Masjidil Harom saat melakukan Umroh Wajib. Pada Rabu (28/5/2025) Nurhayati (55 tahun) jamaah asal Kalimantan ketika melaksanakan sai putaran ke enam.
Ia menginjak butiran tasbih kemudian terjatuh tertopang dengan tangannya, baru selesai Sa’i kemudian tangan terasa kesakitan. Petugas PKPPJH berama dr Halim segera memeriksa dan mengevakuasi ke layanan kesehatan setempat yaitu Klinik titik Ajyad.
Hasil rongent dinyatakan patah tulang dan pasien diharuskan untuk dirujuk ke King Faisal hospital untuk dilakukan tindakan lanjutan pemasangan pen.
Pada Rabu (21/5/2025) pekan sebelumnya, Jamilah Hadapi (50 tahun) jamaah asal Lombok terpeleset dan terjatuh di pintu keluar Marwah. Kondisi fisik yang terpantau petugas PKPPJH jatas nama dr. Harsono melaporkan jamaah merasa tangan kiri sakit dan pengamatan visual tangan agak membengkok, diduga patah tulang.
Benar saja setelah dirongent Jamaah mesti dirujuk ke rumah sakit besar untuk dilakukan operasi dan pemasangan gips.
Faktor kelelahan dan berkurangnya konsentrasi kerap berakibat kecelakaan dan cedera bagi jamaah. Petugas PKPPJH yang menempati area pos-pos rentan kejadian kedaruratan seperti di area tawaf, Sa’i dan sekitarnya menyarankan jamaah meluangkan jeda istirahat sejenak bila letih kemudian jika tenaga pulih dapat melanjutkan ibadah.

Infografis Amalan Khusus bagi yang tak Menunaikan Haji - (Dok Republika)
Advertisement