Selasa 20 May 2025 10:22 WIB

Israel Tembaki RS Indonesia di Gaza Hingga Berhenti Beroperasi

Israel harus bertanggung jawab terhadap warga tewas di Gaza.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Kota Gaza, Palestina. Inisiasi pembangunan faskes ini didorong oleh Maemuna Center Indonesia dan Aqsa Working Group
Foto: ist
Ilustrasi rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Kota Gaza, Palestina. Inisiasi pembangunan faskes ini didorong oleh Maemuna Center Indonesia dan Aqsa Working Group

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di Beit Lahia, Gaza utara, pasukan Israel menembaki Rumah Sakit (RS) Indonesia. Al-Jazeera melaporkan bahwa buldoser Israel meruntuhkan tembok utara rumah sakit.

Sumber-sumber medis mengatakan bahwa 55 orang pasien, staf medis, dan warga sipil yang mengungsi masih berada di dalam rumah sakit, terperangkap dalam kondisi kemanusiaan yang memburuk dan tidak dapat bergerak dengan aman karena intensitas penembakan.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina telah menyatakan bahwa semua rumah sakit di Gaza utara kini tidak beroperasi, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Senin (19/5).

Sebuah video yang diposting oleh Dr. Saad Jameel menunjukkan adegan mengerikan saat seorang pasien dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia, diseret di atas tempat tidur rumah sakit melewati reruntuhan dan di bawah teriknya matahari.

Serangan udara Israel ke beberapa wilayah di Jalur Gaza pada Senin (19/5) pagi telah membunuh sedikitnya 28 warga Palestina. Pasukan Israel pelaku genosida juga terus menargetkan rumah sakit (RS) di daerah padat penduduk tersebut.

Menurut Al-Jazeera, pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 30 serangan udara ke Khan Yunis di Gaza selatan, dengan fokus pada pusat kota.

Gudang obat di Kompleks Medis Nasser juga terkena serangan. Sumber-sumber medis melaporkan bahwa enam orang wafat di Khan Yunis, dan puluhan lainnya terluka dan dipindahkan ke rumah sakit.

Di bagian utara, lima orang Palestina wafat dalam serangan udara Israel yang menargetkan para pengungsi di dekat pasar Al-Faluja, juga menurut Al Jazeera. Kru ambulans mengangkut korban wafat dan terluka ke Rumah Sakit Kamal Adwan.

Eskalasi di Lapangan

Pada Ahad (18/5), tentara Israel mengumumkan dimulainya operasi darat baru di beberapa daerah di Gaza sebagai bagian dari operasi militer baru, yang menandai eskalasi lebih lanjut dalam perang yang sedang berlangsung.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengatakan bahwa sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah membunuh 53.339 warga Palestina dan melukai 121.034 lainnya. Sejak runtuhnya perjanjian gencatan senjata pada 18 Maret 2025, lebih dari 3.200 orang telah dibunuh Israel dan hampir 9.000 lainnya terluka, dengan puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sekali lagi.

Didukung oleh Amerika Serikat (AS), Israel terus melanjutkan kampanye genosida di Gaza, mengakibatkan lebih dari 174.000 warga Palestina dibunuh Israel atau terluka, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, sementara ratusan ribu lainnya mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement