
Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Proses transisi dalam tata kelola perhajian di Arab Saudi dan Indonesia tengah berjalan. Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Muchlis Hanafi, Rabu (14/5/2025), kepada Media Centre Haji mengatakan hal tersebut menyebabkan penyesuaian dan tantangan di lapangan.
Salah satunya yakni distribusi kartu Nusuk bagi jamaah haji yang belum maksimal. "Kita tak lagi mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana mencari solusi bagi persoalan yang muncul di lapangan ini," ujarnya.
Kementerian Agama (Kemenag), ujar dia, telah mengikuti rapat dengan Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi di Kota Madinah bersama Deputi Kementerian Haji untuk Urusan Hubungan Internasional, Dr Hasan Almunakhiroh beserta jajarannya.
Kemenag juga telah berkoordinasi dengan seluruh syarikah yang menjadi mitra Kementerian Agama. Rapat membahas beragam persoalan dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji.
Menurut Muchlis, rapat koordinasi ini sangat penting untuk mengevaluasi pelayanan yang selama ini sudah diberikan kepada jamaah haji Indonesia sejak kedatangan pada 2 Mei.
Rapat evaluasi penting baik bagi Pemerintah Indonesia sebagai penyelenggara haji reguler, dan Pemerintah Arab Saudi dengan para syarikah yang menjadi penyedia layanan bagi jamaah haji dari luar negeri.
"Jadi memang sedang ada penyesuaian-penyesuaian dalam proses transisi besar yang sedang terjadi dalam tata kelola perhajian di Arab Saudi ini sehingga kemudian muncul dinamika yang kita bersama-sama mencari solusinya," ujar dia.
