Jumat 02 May 2025 14:20 WIB

Bagaimana Nabi Mendidik Para Sahabat?

Rasulullah SAW menegaskan dirinya sebagai guru bagi umat manusia.

Nabi Muhammad SAW
Foto: Republika.co.id
Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW keluar dari kamarnya untuk menuju masjid. Sesampainya di tujuan, Rasulullah SAW mendapati dua kelompok sahabat. Masing-masing duduk membentuk lingkaran. Kumpulan yang pertama sedang membaca Alquran serta berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Adapun yang kedua menyelenggarakan halakah keilmuan.

Nabi SAW bersabda, “Masing-masing kelompok berada dalam kebaikan. Terhadap yang sedang membaca Alquran dan berdoa, maka Allah akan mengabulkan doa mereka jika Dia menghendaki. Begitupun sebaliknya. Doa mereka tidak akan diterima jika Dia tidak berkenan mengabulkan.

Baca Juga

Mengenai golongan yang sedang belajar dan mengajarkan ilmu, maka (ketahuilah) sesungguhnya aku pun diutus untuk menjadi seorang pengajar.” Sesaat kemudian, beliau pun bergabung dengan para sahabatnya yang sibuk mempelajari dan mengajarkan ilmu di sana.

Hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Majah itu menunjukkan, majelis ilmu lebih diridhai Rasulullah SAW daripada yang selainnya. Bahkan, beliau bersedia menjadi bagian dari halakah tersebut.

Sebagai seorang mualim atau guru, Nabi SAW merupakan contoh yang sempurna. Dalam mendidik kaum Muslimin, beliau menggunakan pelbagai metode yang efektif. Dengan begitu, para sahabat dapat memahami dan juga mengamalkan ilmu-ilmu agama yang disampaikan beliau secara baik.

Salah satu metode pendidikan ala Rasulullah SAW ialah bercerita atau memberikan gambaran ilustratif. Sebagai contoh, cerita Nabi SAW saat hendak mengajarkan tentang keutamaan tobat. Beliau mengilustrasikan seorang laki-laki yang kehilangan unta dan bekal di tengah gurun. Setelah sekian lama mencari-cari, pengembara itu menjadi putus asa.

Pria itu lantas bersandar pada sebuah pohon. Dalam keadaan patah-arang, pengelana ini tiba-tiba mendapati unta yang tadi dicari-carinya itu sedang berjalan mendekatinya. Karena hatinya begitu gembira, lisannya tak sengaja berucap, “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.” Rasulullah SAW menjelaskan, Allah sangat gembira dengan tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan lelaki dalam kisah tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement