REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kesehatan merupakan faktor penting dalam ibadah haji, dari mulai pemberangkatan hingga pemulangan. Hal itu bukan tanpa alasan mengingat haji merupakan ibadah yang menguras fisik cukup banyak.
Tanpa energi dan kesehatan yang baik, dikhawatirkan dapat menganggu kekhusyukan dalam beribadah. Apalagi jika jamaah itu masuk kategori risiko tinggi dan lansia (lanjut usia), maka kesehatan menjadi isu yang tak boleh diremehkan.
Pada tahun ini, jumlah jamaah haji lansia diperkirakan mencapai 37 persen. Adapun jumlah jamaah risti belum diketahui secara pasti, namun berkaca pada 2024 angkanya menyentuh 76 persen.
Berikut tips menjaga kesehatan bagi jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci.
1. Istirahat Cukup
Istirahat yang cukup menjadi faktor penting dalam menjaga kebugaran. Istirahat cukup bisa dimulai dari tanah air dengan tidak bergadang atau melakukan aktivitas berlebihan sehingga membuat badan menjadi lelah.
Pun ketika di Tanah Suci, jamaah, terutama lansia dan berisiko tinggi tidak memaksakan diri untuk ibadah-ibadah yang bukan utama. Sebut saja ketika di Madinah, jamaah tidak disarankan memaksakan diri mengambil arbain.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dokter Tri Atmaja Sugiyarno mengatakan, banyak kasus penyakit jantung justru terjadi di Madinah. Hal itu terjadi karena tak sedikit jamaah yang memaksakan diri untuk ibadah arbain atau sholat berturut-turut di Masjid Nabawi.
Padahal kondisi kesehatan tak memungkinkan atau dalam situasi yang lelah. "Jamaah bisa sholat berjamaah di hotel, tidak memaksakan arbain," ujarnya saat Bimtek PPIH Arab Saudi, Jumat (18/4/2025).
Menurut dokter Tri, musuh bebuyutan jantung dan paru-paru kronis adalah aktivitas fisik yang berlebihan. Oleh karena itu, mereka yang punya riwayat jantung tidak bisa semuanya berangkat haji.