REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan pemetaan layanan keagamaan untuk mencegah dan mengeliminasi terjadinya kasus intoleransi.
"Sulsel ditunjuk sebagai salah satu dari tiga provinsi menjadi lokasi pemetaan ragam permasalahan layanan keagamaan yang dilakukan melalui lokakarya," kata Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sulsel H Mulyadi Idi di Makassar, Senin.
Pihaknya mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh Kemenag RI untuk melakukan pemetaan ragam permasalahan layanan keagamaan di lapangan.
Menurut dia, kegiatan ini selaras dengan salah satu dari Delapan Program pPrioritas (AstaProtas) Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, yakni menghadirkan layanan keagamaan yang berdampak bagi masyarakat.
Kendati kegiatan itu terbilang singkat, kata dia, namun Kemenag Sulsel menghadirkan perwakilan penyuluh dari 24 kabupaten/kota se-Sulsel untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Para penyuluh ini, lanjut dia, diharapkan mampu memetakan berbagai permasalahan layanan keagamaan di wilayah masing-masing dengan tujuan mencegah kesalahpahaman publik, seperti tudingan intoleransi terhadap salah satu kota di Sulsel yang belakangan ini mengemuka.
Selain itu, kata dia, para penyuluh juga dibekali dengan pengetahuan teknologi digital yang bertujuan menyebarluaskan kebaikan.
"Kami melakukan coaching clinic agar penyuluh melek teknologi dan bisa menyebarkan kebaikan melalui medsos di Instagram dan Tik tok, agar dapat menghalau berita negatif," kata Mulyadi Idi.