REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Pemogokan massal terjadi di berbagai kota, desa dan kamp-kamp pengungsi di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Senin (7/4/2025). Pemogokan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap Gaza sekaligus upaya menekan pengakhiran segera genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut laporan koresponden Anadolu, pemogokan tersebut menghentikan aktivitas ekonomi, transportasi, serta operasional lembaga pemerintah dan swasta. Sementara itu, warga bersiap menggelar aksi unjuk rasa massal.
Seluruh sekolah negeri dan swasta, termasuk lembaga perbankan, turut berhenti beroperasi, lapor koresponden Anadolu. Kekuatan nasional dan Islam Palestina dalam pernyataan resminya pada Ahad menyerukan pemogokan menyeluruh di semua sektor kehidupan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki dan di pengasingan.
Hal ini sejalan dengan seruan solidaritas global untuk melaksanakan pemogokan umum dunia pada Senin, sebagai bentuk dukungan bagi Gaza.
Pernyataan tersebut mendorong partisipasi dalam pemogokan global untuk memperkuat suara rakyat dan menyoroti pembantaian serta kejahatan keji yang dilakukan pendudukan (Israel) di Gaza. "Termasuk penghancuran sistematis yang dimaksudkan untuk mengusir warga kami dari tanah mereka.”
