REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia di segala tempat, sejak Nabi Muhammad SAW hingga akhir masa. Penerapan ajarannya bukanlah untuk mempersulit kehidupan.
Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya agar bersikap moderat dalam beribadah. Kaum Muslimin juga diimbau supaya tidak lalai dalam menjalankan apa-apa yang telah diperintahkan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ibadah yang baik ialah tidak berlebihan dan, pada saat yang sama, jauh dari kelalaian. Jika seorang Muslim tidak mampu mengerjakan secara sempurna, maka kerjakanlah yang apa-apa yang mendekati sempurna dan semampunya.
Ini tampak, misalnya, pada hukum shalat. Ibadah ini wajib dilakukan lima kali dalam sehari. Jika seorang Muslim tak mampu berdiri, maka shalat boleh dilakukan dalam keadaan duduk.
Jika dia hanya sanggup berbaring di atas kasur lantaran sakit, maka shalat dapat dilakukan sambil berbaring. Bahkan, ketika seluruh sendi mengalami sakit, shalat boleh dilakukan dengan isyarat kedipan atau gerakan mata.
Nabi SAW telah menegaskan kemudahan penerapan Islam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh agama itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (menjadi semakin berat dan sulit). Maka bersikap luruslah, mendekatlah (kepada yang benar), dan berilah kabar gembira, serta carilah pertolongan (kepada Allah) pada (waktu) al-ghadwah (awal pagi) dan ar-rowhah (setelah zuhur), dan sesuatu dari ad-duljah (sebagian waktu malam)" (HR Bukhari).
Menurut Nabi Muhammad SAW, perbuatan yang berlebih-lebihan (fanatik) dan lalai hanya akan berdampak buruk pada diri umat. Dua hal inilah yang bisa merugikan kaum Muslimin.
View this post on Instagram




