Jumat 28 Mar 2025 05:57 WIB

Panduan Makan Sehat bagi Pegiat Olahraga saat Idul Fitri

Jangan makan berlebihan saat Idul Fitri.

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Hafil
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan dodol betawi di Pondok Dodol Sari Rasa Ibu Yuyun di Jalan Damai Baru, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2024). Pada bulan suci ramadhan, produksi dodol Betawi meningkat dari semula 2 wajan adonan per hari, kini mampu 16 wajan adonan per hari seiring dengan banyaknya jumlah permintaan untuk hari raya Idul Fitri. Dodol Betawi menjadi salah satu makanan khas saat lebaran. Dodol Betawi ini dibanderol dengan harga mulai Rp 25.000 sampai Rp 130.000 per kemasan tergantung ukuran.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan dodol betawi di Pondok Dodol Sari Rasa Ibu Yuyun di Jalan Damai Baru, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2024). Pada bulan suci ramadhan, produksi dodol Betawi meningkat dari semula 2 wajan adonan per hari, kini mampu 16 wajan adonan per hari seiring dengan banyaknya jumlah permintaan untuk hari raya Idul Fitri. Dodol Betawi menjadi salah satu makanan khas saat lebaran. Dodol Betawi ini dibanderol dengan harga mulai Rp 25.000 sampai Rp 130.000 per kemasan tergantung ukuran.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --Dokter Pande Putu, spesialis gizi yang berpraktik di Klinik Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) memberikan tips sehat makan dan gaya hidup selama merayakan Lebaran bagi pegiat olahraga.

 

"Atlet harus mampu menjaga gizi seimbang, biasanya sudah ada panduan dari ahli gizi. Cuma suka kebablasan saat Lebaran. Harus dari diri sendiri yang mengontrol makan dan minum selama lebaran nanti. Makan harus sesuai waktunya pagi, siang, dan malam," jelas dokter Pande Putu beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Ia mengatakan, jika ingin memakan opor ayam atau rendang daging, jangan mengonsumsi kuahnya. "Tentu kita tidak bisa melarang makan opor dan rendang saat Lebaran. Ayam dan daging sapi bagus untuk tubuh. Yang jelek itu kuah dan bumbunya, jadi makan ayam dan dagingnya saja," kata dia mengingatkan.

Yang sering lupa, kata dia, juga minuman manis, baik itu sirup atau minuman kemasan lainnya. Menurut dokter Pande Putu, ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh. 

"Sebaiknya minum air putih saja. Kalau mau minum teh manis atau kopi gulanya cukup satu sendok teh saja," jelasnya.

Aneka kue Lebaran seperti nastar dan kastengel yang berbahan dasar tepung juga selalu menggoda. Ia mengingatkan para atlet membatasi saat makan.

"Hanya untuk menyenangkan hati secara psikologis saja, cukup tiga hingga lima potong saja karena panganan tersebut tinggi kalori," jelasnya.

Dokter Pande Putu mengatakan, menjaga makan saat Lebaran nanti harus lebih diperhatikan bagi atlet yang menggunakan aturan berat badan. Ini biasanya di cabor nomor beladiri dan angkat besi. Sebab kalau berat badan sudah naik, sulit untuk menurunkannya. 

"Sehari bisa naik 1 kg dan untuk menurunkan butuh waktu 7 hari. Ini juga berisiko menurunnya masa otot, disarankan untuk menimbang berat badan pagi dan malam hari," tegasnya.

Yang tak kalah penting, menurut dia, adalah menghindari minuman suplemen untuk menurunkan kalori. Sebab, kita tidak mengetahui kandungan di dalamnya, khawatirnya mengandung unsur doping. 

"Selain menjaga makan dan minum, atlet juga selama liburan lebaran kalau di luar pelatnas harus meluangkan waktu berlatih fisik sendiri. Misalnya usai sholat Idul Fitri atau mengelilingi ke rumah saudaram bisa straching atau jogging ringan sendiri di rumah. Ini untuk menjaga kondisi tubuh tetap bugar. Biasanya untuk atlet elite yang sudah lama, mereka sudah mengerti bagaimana menjaga makan, minum dan kondisi saat liburan Lebaran di rumah. Yang harus diperhatikan adalah atlet elite muda yang belum lama masuk pelatnas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement