REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya PHK dan masalah ekonomi masyarakat bisa menjadi salah satu faktor belum tercapainya target penghimpunan zakat di lembaga amil zakat (LAZ). Demikian disampaikan Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS).
Peneliti IDEAS Tira Mutiara mengatakan, adanya gelombang PHK di berbagai sektor menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang ditandai dengan adanya deflasi bulan kemarin. Indonesia mengalami deflasi year-on-year (y-on-y) atau tahunan sebesar 0,09 persen berdasarkan rilis BPS pada Februari 2025.
"BPS juga mencatat, Indonesia mengalami deflasi bulanan sebesar 0,48 persen pada Februari 2025," kata Tira kepada Republika, Selasa (25/3/2025).
Tira mengungkapkan, sebelumnya pada 2024, deflasi juga terjadi selama 5 bulan berturut-turut. Pada Mei 2024 deflasi sebesar 0,03 persen, Juni 2024 sebesar 0,08 persen, Juli 2024 sebesar 0,18 persen, Agustus 2024 sebesar 0,03 persen, dan September 2024 sebesar 0,12 persen.
Orang-orang yang sebelumnya menjadi muzakki (pemberi zakat) mungkin mengalami penurunan penghasilan. Sehingga prioritas pengeluaran mereka lebih pada pemenuhan kebutuhan pokok (pangan) dibanding berzakat dan bersedekah.
"Terdapat faktor lainnya yang dapat menyebabkan penghimpunan LAZ belum tercapai yaitu adanya perubahan pola donasi masyarakat dari yang sebelumnya berzakat melalui LAZ, kemudian tahun ini berzakat secara langsung ke penerima zakat (mustahik) atau melalui masjid atau mushola di sekitar tempat tinggal mereka," ujar Tira.