REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama Al Azhar Mesir selalu menjadi rujukan keislaman masyarakat di berbagai kawasan. Keilmuan mereka menjadi acuan bagaimana cara ber-Islam yang wasathiy dan dapat menjadi inspirasi pembangunan.
Sejumlah guru besar dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir direncanakan akan menghadiri peresmian Bayt Mohammadi Indonesia di Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Rabu 28 Januari 2025.
Guru besar atau syekh yang akan hadir adalah Syekh Prof. Dr. Muhammad Abdusshomad Mehanna yang merupakan Guru Besar Hukum dan Perundang-undangan sekaligus Mursyid Tarekat Muhammadiyyah Syadziliyyah serta Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi dan Syekh Yusri.
Khalifah atau pimpinan tinggi Bayt Mohammadi Indonesia, Dr. KH. Mauhibur Rokhman, Lc. MIRKH mengatakan peresmian ini dilakukan langsung oleh pendiri sekaligus mursyid Bayt Mohammadi dari Mesir.
“Alhamdulillah Bayt Mohammadi Indonesia diresmikan langsung oleh Syekh Mehanna secara langsung. Kami berharap peresmian ini menjadi momen penting bagi perkembangan tarekat di Indonesia,” kata Mauhibur Rokhman yang juga Rektor Universitas KH. Abdul Chalim atau UAC di Mojokerto, Senin (6/1/2025).
Berbeda dari lembaga tarekat lain, Bayt Mohammadi tidak hanya bergerak dalam bidang keagamaan, melainkan juga dalam bidang sosial, pengembangan sumber daya manusia (SDM) bahkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan keterampilan masyarakat.
Menurut Mauhibur Rokhman, sejak didirikan di Mesir, Bayt Mohammadi telah menjalankan fungsi soal seperti memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat, bahkan menyalurkan bantuan langsung kepada masyarakat kurang mampu.
“Bayt Mohammadi tetap menjadikan tasawuf sebagai landasan utama dalam tarekatnya, namun juga memberikan sumbangan nyata kepada masyarakat seperti memberikan bantuan sembako dan pelatihan keterampilan,” jelas Gus Mauhib, sapaan akrab pria lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini.
Bagi dia, masyarakat Indonesia perlu mendalami ilmu agama, khususnya yang berkaitan pada pendidikan akhlak dan penyucian diri seperti yang diajarkan oleh para sufi. Tetapi juga tidak lupa dengan kondisi riil yang dihadapi masyarakat saat ini.
“Banyak masyarakat kita yang masih butuh pengayaan skill dan kemampuan diri dalam menghadapi dunia nyata. Kehadiran Bayt Mohammadi di tengah masyarakat diharapkan dapat memberi sumbangsih konkret dalam menggapai kemaslahatan,” kata dia menjelaskan.
Di Mesir sendiri, Bayt Mohammadi adalah tarekat yang lahir di zaman modern, bahkan didirikan oleh Syekh Mehanna yang merupakan tokoh penting dalam pemerintahan Mesir. Menurut Gus Mauhib, beliau mampu melihat kondisi masyarakat secara lebih mendalam.
“Corak tarekat seperti ini banyak memberi manfaat kepada masyarakat karena tidak sekadar diajarkan untuk mengenal Tuhannya lebih dekat dengan cara-cara ritual dan pengayaan rohaniyah saja, tetapi juga diajak melihat persoalan nyata yang sedang dihadapi masyarakat,” kata dia.
Dirinya berharap Bayt Mohammadi ini dapat berjalan sesuai yang dicita-citakan oleh Syekh Mehanna, yaitu dapat lebih bermanfaat kepada umat manusia dengan terus mengasah sisi kerohanian pengikutnya.
“Bayt Mohammadi mengajarkan cara hidup yang seimbang antara mencari akhirat dan menggapai dunia. Dunia dan akhirat adalah dua hal penting yang harus diraih dengan hati yang jernih,” pungkasnya.