REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Mesir dilaporkan telah menekan pihak Al Azhar untuk menarik pernyataan yang mengecam 'genosida kelaparan' oleh Israel. Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Prof Yon Machmudi mengungkapkan, apa yang disampaikan Syekh Al Azhar menimbulkan kemarahan pihak Israel. Sebagai negara yang menjalin hubungan dengan Pemerintah Mesir, mereka pun menghubungi Kairo terkait ketidaksukaan atas pernyataan tersebut.
Karena itu, ujar Yon, Mesir menekan Grand Syekh Al Azhar untuk menghapus pernyataan yang sudah dipublikasikan sebelumnya. “Dalam satu sisi, Pemerintah Mesir juga menjaga agar statement itu tidak memperburuk hubungan kondisi dalam kaitan negosiasi yang sedang berlangsung dan dimediasi oleh Mesir,” ujar Yon saat dihubungi Republika, Senin (28/7/2025).
Menurut Yon, apa yang dilakukan Mesir merupakan konsekuensi manakala sebuah negara memiliki hubungan diplomatik dengan negara lain. Terlebih, Mesir tidak secara eksplisit menyatakan permusuhan dengan negara tersebut. Yon mengatakan, Pemerintahan Presiden Abdel Fattah Al Sisi pun tidak secara lugas mengutuk apa yang dilakukan Israel di Gaza, termasuk genosida.
Padahal, ujar Yon, sebagai negara yang mengaku demokratis, apa yang disampaikan oleh Grand Syekh Al Azhar seharusnya dipahami sebagai aspirasi dari suatu otoritas di bidang keagamaan untuk menyampaikan pendapatnya. "Seharusnya suara dari masyarakat baik itu organisasi maupun non pemerintahan diberikan haknya karena kan tentu berbeda antara pemerintah dan lembaga-lembaga organisasi dengan masyarakat," ujar dia.
