REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para alumni Al Azhar Mesir mendirikan organisasi perempuan bernama Azhariyat Indonesia Jakarta Pusat, Jumat (18/4/2025). Melalui organisasi baru ini, alumni Al Azhar di Indonesia akan turut mengisi ruang dakwah di dunia maya.
Ketua Tim Formatur Pembentukan Kepengurusan Azhariyat, Zaimatus Sa'diyah mengatakan, anggota Azhariyat ini berasal dari lintas disiplin keilmuan dan lintas angkatan mulai dari angkatan 1980. Dia pun berharap, kedepannya mereka bisa membuka ruang dakwah di dunia maya.
"Karena tren-nya saat ini adalah bahwa dakwah itu menjadi ruang yang sangat terbuka untuk siapapun, baik dalam bidang pendidikan ataupun dalam bentuk entrepreneurship," ujar Zaima saat ditemui Republika.co.id, dalam acara Halal Bihalal Azhariyat Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025).
"Dunia kita tidak lagi dunia fisik tapi dunia maya. Karena itu kita harus merebut ruang dunia maya ini dengan potensi yang kita miliki," ucap dosen IAIN Kudus ini.
Zaimah menjelaskan, pendirian organisasi ini berawal dari kegiatan kuliah Subuh yang digelar pada Ramadhan 2025 lalu. Kuliah Subuh yang digelar secara daring ini banyak membahas tema penting, seperti isu lingkungan, perbankan hingga isu disabilitas.
Menurut dia, kegiatan selama Ramadhan itu mendapat sambutan positif dari ratusan lulusan Al Azhar, khususnya alumni perempuan. Sebagai tindak lanjut, mereka lalu berkumpul lagi untuk mendirikan organisasi Al Azhariyat Indonesia.
"Jadi Ramadhan kemarin adalah pemanasan. Hari inilah kita anggap sebagai lahirnya Azhariyat Indonesia sebagai sebuah organisasi," kata Zaima.
Acara Halal Bihalal ini dihadiri 200 lebih lulusan Al Azhar yang telah aktif berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Acara ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Muchlis M Hanafi.
Sedangkan Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar menyampaikan sambutannya secara daring sekaligus meresmikan website Al Azhariyat.
"Beliau (Menteri Agama) mendorong juga agar Azhariyat Indonesia ini tidak hanya sebagai wadah tapi harus dilegalkan," ucap dia.
Di akhir acara, hadirin lalu membacakan "Deklarasi Bidakara" untuk menjadikan organisasi ini sebagai wadah besar para alumni perempuan Al Azhar. Salah satu isinya adalah dengan membentuk tim formatur.
"Kami ingin menjadikan Al Azhariyat Indonesia ini sebagai organisasi resmi yang mewadahi seluruh teman-teman, baik yang sedang belajar di Kairo atau di kota-kota lain di Mesir dan juga yang sudah lulus dengan beragam bidang yang mereka geluti," kata Zaima.
Sebagai Ketua Tim Formatur, Zaima selanjutnya akan menyusun AD/ART dan menetapkan kepengurusan. Sehingga, organisasi ini nantinya bisa dilegalkan oleh pemerintah.
Sementara itu, Ketua Panitia Halal Bihalal Azhariyat Indonesia, Nyai Shofiah Tidjani menjelaskan, kegiatan ini dihadiri 300 alumni Al Azhar Mesir yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
" Ada sekitar 300-an peserta yang hadir. Alhamdulillah. Tujuan kita semua sebenarnya, membangun sinergi dan kolaborasi. Karena kita melihat potensi yang luar biasa," ujar Nyai Shofiyah saat ditemui lebih lanjut.
Perempuan yang berasal dari Pondok Pesantren Al-Amien Prenduen Madura ini menambahkan, dalam acara ini Al Azhariyat juga meluncurkan TV Channel sebagai media dakwah.
"Yang kita lakukan tadi juga adalah launching TV channel dan website Azhariyat Indonesia. Menteri Agama tadi juga mendukung agar Azhariyat Indonesia ini semakin kuat, dan berkontribusi untuk umat lebih banyak, lebih luas," kata Nyai Shofiyah.