Jumat 27 Dec 2024 21:25 WIB

Dalam Islam, Merusak Alam Bentuk Maksiat yang Sering Diabaikan

Umat Islam kerap hanya memikirkan pelanggaran dalam konteks ibadah.

Penyusutan luas hutan akibat penggundulan dan konversi. (ilustrasi)
Penyusutan luas hutan akibat penggundulan dan konversi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam sudah memerintahkan manusia untuk menjaga alam dan bumi. Mantan duta besar Republik Indonesia (RI) untuk Qatar dan kini dosen di President University, KH. Abdul Wahid Maktub, mengatakan, Islam memiliki pandangan mengenai perubahan iklim dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan.

Maktub menekankan Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan alam semesta. Maktub menjelaskan pelanggaran terhadap lingkungan, seperti perusakan alam, merupakan bentuk maksiat yang sering kali diabaikan.

Baca Juga

"Kita sering kali hanya memikirkan pelanggaran dalam konteks ibadah, seperti tidak sholat atau berzina, padahal merusak alam juga merupakan pelanggaran serius," ujarnya di Halaqah AWM yang berlangsung pada Jumat (27/12/2024). 

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, dan dosen-dosen.

Ia menyoroti dampak nyata dari perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya, yang diakibatkan oleh perilaku manusia yang eksploitasi terhadap sumber daya alam. Dalam konteks ini, Maktub mengajak peserta untuk merenungkan sikap dan tindakan mereka terhadap lingkungan.

photo
Isu Islam dan Lingkungan - (Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement