REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah, Muhammad SAW, mempunyai garis keturunan yang mulia, salah satu nenek moyangnya adalah Qushay.
Qushay bin Kilab menurunkan banyak anak cucu. Seorang cucunya bernama Hasyim sehingga keturunannya disebut sebagai Bani Hasyim. Seorang yang terkemuka dari putra-putra Hasyim ialah Abdul Muthalib. Reputasinya dikenal luas karena keluhuran akhlak dan kelurusan akidahnya.
Seorang anaknya, Abdullah, kelak menurunkan manusia paling mulia dalam sejarah eksistensi manusia hingga Hari Akhir. Dialah Abdullah, yang pada akhirnya menjadi ayahanda Nabi Muhammad SAW. Dalam kehidupannya, Abdullah sempat nyaris akan dikorbankan. Sebab, bapaknya bernazar suatu hal.
Ya, sebelum Abdullah lahir, Abdul Muthalib bernazar bahwa jika dirinya dikaruniai anak laki-laki kesepuluh maka dia akan mengorbankannya. Allah SWT pun mengaruniakan pada istrinya anak kesepuluh itu.
Berdasarkan sejumlah riwayat menyebutkan Abdul Mutalib kemudian menyampaikan nazarnya itu kepada orang-orang Quraisy. Namun, ternyata Abdul Muthalib sangat mencintai bayinya itu.
Dalam Tarikh Ath Thabrani yang dikutip Syekh Shafiyurrahman Al Mubarakfury dalam Ar-Rahiq Al-Makhtum menjelaskan, Abdul Muthalib kemudian melakukan undian untuk memilih Abdullah atau unta yang akan dikorbankan.