Rabu 09 Oct 2024 05:37 WIB

Eks Anggota Partai Komunis Dapat Hidayah: Ajak Tiga Ribu Tentara AS Peluk Islam

Dr Bilal Philips juga membuka pintu hidayah bagi orang tuanya.

Rep: Mgrol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dr Bilal Philips
Foto:

Perjalanan spiritualnya semakin mendalam setelah mengalami mimpi yang mengajarkannya tentang ketidakberdayaan dan penyerahan diri, yang memperkuat keyakinannya akan keberadaan Tuhan dan mendorongnya untuk memeluk Islam. Kedua orang tuanya, meskipun bukan Muslim, tidak memandang Islam secara negatif. 

Mereka pernah mempelajari agama-agama dunia di universitas dan memiliki banyak teman Muslim. Ibunya bahkan membela Islam di ruang kuliah saat seorang dosen Yahudi memberikan pandangan buruk tentang agama tersebut. Meskipun keluarga mereka adalah Kristen nominal, pemahaman yang lebih dalam tentang Islam akhirnya membuat orang tuanya memeluk agama ini. Sang ibu, yang sejak usia 13 tahun merasa bahwa konsep agama Kristen tidak masuk akal, lebih memilih untuk berdoa langsung kepada Tuhan tanpa perantara, yang kemudian membawanya menerima Islam.

Perjalanan orang tua menuju Islam berlangsung selama 21 tahun setelah anak mereka memeluk agama tersebut, dipenuhi dengan interaksi positif dengan umat Islam selama mengajar di negara-negara mayoritas Muslim seperti Nigeria, Yaman, dan Arab Saudi. Ayahnya, yang sejak usia 13 tahun hanya menyembah Tuhan tanpa berdoa kepada Yesus, mengalami transisi yang lebih mudah ke Islam. Namun, bagi ibunya, pengalaman spiritual menjadi kunci. 

Saat tinggal di Jeddah, Philips merasakan kehadiran aneh di rumah yang tidak bisa diusir meski dengan simbol-simbol Kristen. "Keberadaan itu hilang setelah anaknya membacakan Surah Al-Baqarah, yang meyakinkannya bahwa Islam adalah agama yang benar,"ungkap dia.

Setelah ibunya memeluk Islam, ayahnya pun mengikuti jejaknya, menunjukkan bagaimana pengalaman spiritual dan interaksi yang baik dengan Muslim dapat menjadi faktor penting dalam perjalanan seseorang menuju Islam.

Philips juga berperan aktif dalam kegiatan dakwah selama Perang Teluk Pertama atas ajakan seorang sersan Saudi. Mereka mendirikan tenda "informasi budaya Arab Saudi" di kamp tentara Amerika. Melalui tenda ini, ia dan timnya memperkenalkan Islam sebagai bagian dari budaya Arab Saudi, membagikan pamflet, Alquran terjemahan, dan menjawab berbagai pertanyaan dari tentara mengenai agama Islam.

Selama lima bulan, lebih dari 3.000 tentara Amerika menerima Islam berkat kegiatan dakwah ini, termasuk interaksi antara tentara wanita dengan wanita Muslim Saudi yang membantu menghilangkan stereotip tentang penindasan wanita dalam Islam.

Setelah memeluk Islam, pandangan hidupnya mengalami transformasi signifikan. Sebelumnya, sebagai seorang ateis dan komunis, ia merasa hidupnya tanpa tujuan. Namun, setelah menerima Islam, ia menyadari bahwa tujuan hidupnya adalah untuk beribadah kepada Allah dan meraih surga (Jannah) di akhirat. Islam memberikan makna dan arah yang jelas, menunjukkan bagaimana dakwah yang dilakukan dengan bijaksana dapat memengaruhi banyak orang, serta bagaimana agama ini menawarkan panduan hidup bagi mereka yang mencarinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement