Senin 16 Sep 2024 06:59 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Kisah Pendeta Buhaira, Takjub Melihat Tanda Kenabian

Sang pendeta berpesan kepada Abu Thalib agar selalu menjaga keponakannya ini.

Ilustrasi Rasulullah
Foto:

Saat para tamu itu sedang menikmati makanan di dalam biara, diam-diam Buhaira keluar dan melihat ke arah anak itu. Tampak jelas bahwa gumpalan awan menaungi si anak lelaki.

"Mengapa anak itu tidak disuruh masuk ke dalam biara ini?" tanyanya pada Abu Thalib.

"Ia saya tugaskan menjaga barang-barang."

"Silakan ia masuk. Biarlah seorang murid saya yang menjaga barang Tuan-tuan semua," kata Buhaira.

Maka anak itu pun ikut masuk ke dalam biara. Buhaira menyaksikan, awan terus mengikuti ke mana ia melangkah. Dan kini, awan itu terhenti di atas biara.

Buhaira bertanya kepaa Abu Thalib, “Maaf, Tuan, apakah hubunganmu dengan anak ini? Apakah dia adalah putramu?”

“Oh, bukan. Dia keponakanku. Namanya, Muhammad,” jawab sang tamu.

“Saya sudah menduganya. Apakah ayahnya wafat terlebih dahulu saat ia masih dalam kandungan?”

“Benar,” jawab Abu Thalib.

"Bolehkah saya melihat pada punggung anak ini?" pinta Buhaira.

Setelah diizinkan, maka pendeta ini meminta anak itu agar menyingkapkan punggungnya. Buhaira langsung memuji Allah saat melihat adanya tanda cap pada bagian tubuh itu.

“Ketahuilah," katanya kepada Abu Thalib, "saya adalah seorang pendeta yang telah mempelajari kitab-kitab Taurat dan Injil. Sekarang, segera bawa pulang anak ini kembali ke negerimu dan jagalah dia dari orang-orang Yahudi. Demi Allah, jika mereka melihatnya di sini, mereka pasti berbuat jahat kepadanya. Ketahuilah, keponakanmu ini kelak akan memegang urusan yang sangat besar.”

Mengikuti arahan sang pendeta, Abu Thalib mempersingkat kunjungannya di Syam. Ia juga berjanji pada dirinya sendiri, akan menjaga Muhammad dari segala ancaman bahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement