Sabtu 28 Sep 2024 15:20 WIB

Masuk Surga tanpa Hisab

Golongan-golongan ini akan masuk surga tanpa dihisab sebelumnya.

Ilustrasi Surga
Foto: Pixabay
Ilustrasi Surga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asma adalah putri dari Abu Bakar ash-Shiddiq, seorang sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan bahwa shahabiyah tersebut, ada sebuah hadis yang cukup panjnah tentang orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.

Sayyidatina Asma berkata bahwa mendengar baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, "Pada hari kiamat, semua orang akan dikumpulkan di suatu tempat. Suara yang diumumkan oleh malaikat pasti akan terdengar oleh semua orang."

Baca Juga

Malaikat mengumumkan, "Di mana orang yang selalu mengingat dan memuji Allah SWT dalam keadaan senang atau susah? Mendengar pengumuman itu, sekelompok manusia berdiri dan masuk surga tanpa hisab."

Kemudian, malaikat mengumumkan lagi, "Di mana orang yang sibuk beribadah pada malam hari dan mejauhkan diri dari tempat tidurnya? Sekelompok manusia bangun dan masuk surga tanpa hisab."

Malaikat mengumumkan lagi, "Di mana orang yang perdagangan dan jual belinya tidak melalaikannya dari mengingat Allah SWT? Kemudian sekelompok manusia bangun dan masuk surga tanpa hisab."

Kisah ini juga diriwayatkan dalam hadis lain dengan tambahan bahwa akan diumumkan, "Penduduk Mahsyar akan melihat siapakah orang yang mulia?" Kemudian akan diumumkan lagi, "Mereka adalah orang yang kesibukkan perdagangannya tidak menghalangi dia dari mengingat Allah SWT dan dari mendirikan shalat" (dari Kitab Durrul Mantsur)

Dilansir dari buku Fadhail Namaz yang disusun Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan.

Berdasarkan hadis di atas, ada beberapa golongan manusia yang masuk surga tanpa hisab. Di antaranya adalah mereka yang selalu mengingat dan memuji Allah SWT dalam keadaan senang ataupun susah. Kemudian, ada pula kelompok yang sibuk beribadah pada malam hari. Begitu pun dengan orang-orang yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikannya dari mengingat Allah SWT.

Imam Ghazali dalam Ihya Ulum ad-Din berpesan, "Sebaiknya aktivitas bisnis tidak menyibukkanmu sehingga engkau hanya mengejar keuntungan dunia dan menyiapkan bekal modalnya di akhirat."

"Hendaklah engkau jadikan niatmu berdagang dalam rangka mencari rezeki halal, menjaga diri dari meminta-minta dan menghasilkan bekal supaya engkau dapat mengejar akhirat," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement