REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Front Persaudaraan Islam Habib Rizieq Shihab mengungkapkan, berbagai dalil yang menjadi dasar para ulama mengharuskan untuk menjaga nasab Nabi Muhammad SAW hingga keturunannya. Salah satunya, ujar HRS, ada pada Surah Al-Ahzab. Ayat 30-31 pada surah tersebut mengingatkan kepada istri nabi agar jangan berbuat maksiat karena dosa yang menanti mereka akan dilipatgandakan.
Sebaliknya, jika mereka taat kepada Allah dan berbuat kebajikan maka pahalanya juga akan dilipatgandakan. Meski ayat ini berbicara tentang istri-istri nabi, tetapi ada kalimat ahlul bait pada ayat ke-33 yang merujuk kepada keluarga dan keturunan Nabi SAW. Untuk itu, ujar HRS, jikalau istri-istri nabi yang tidak memiliki hubungan darah saja akan diberikan dosa yang berlipatganda manakala berbuat maksiat, apalagi kepada anak cucu Nabi.
“Yang habaib berbuat dosa dosanya dobel. Satu untuk dosa yang sudah dilakukan. Dua untuk dosa bikin malu keluarga nabi. Jadi enggak bener yang ngomong jadi habib enak ya mabuk boleh, jadi habib enak ya maksiat boleh,”ujar HRS dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-34 Al-Maghfurlah Mama KH Baesuni bin Mama KH Hasyim di Ponpes Annizhomiyyah, Rawassidkin, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (9/9/2024) yang disiarkan channel Youtube Islamic Brotherhood Television.
Dia menjelaskan, ada oknum Ba'alawi yang berbuat maksiat. Dia mengakui, ada habaib yang dari kecil tidak dididik dengan agama kemudian begitu besar maka dia berjudi dan maksiat. "Meski demikian, hal tersebut tidak bisa disimpulkan jika semua habaib jelek. Saya mau tanya kalau ada orang Sukabumi jadi pencuri apa berarti semua orang Sukabumi itu pencuri?"
Lebih lanjut, HRS mengungkapkan, pentingnya ulama menjaga nasab nabi karena ada bagian hukum Islam yang berkaitan dengan mereka. “Pencatatan nasab keluarga nabi bukan untuk sombong. Haram orang sombong sebagai habaib,”jelas dia.
Berikut QS Al-Ahzab ayat 30-31..