Rabu 28 Aug 2024 14:57 WIB

Yordania Minta PBB Hentikan Rencana Israel Bangun Sinagoge di Masjid Al Aqsa

Israel secara hukum bertanggung jawab untuk melindungi status quo sejarah dan hukum.

Umat Islam sholat di bawah Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat kedua di bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Jumat, (22/3/2024).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Umat Islam sholat di bawah Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat kedua di bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Jumat, (22/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan guna menghentikan seruan kepala otoritas keamanan Israel Itamar Ben-Gvir yang ingin membangun sinagoge di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Ben-Gvir baru-baru ini menyatakan akan membangun sinagoge di Bukit Bait Suci di Kota Tua Yerusalem untuk persamaan hak bagi orang Yahudi dan Muslim.

Baca Juga

"Kami mendesak Dewan Keamanan dan seluruh anggota komunitas Internasional untuk segera mengambil tindakan efektif guna menghentikan tindakan ilegal Israel yang melanggar status quo sejarah dan hukum di Situs Suci Yerusalem yang diduduki," kata Safadi pada akun resmi X, Selasa (27/8/2024).

"Sebagai kekuatan pendudukan, Israel secara hukum bertanggung jawab untuk melindungi status quo sejarah dan hukum," tulis Safadi.

Dewan Keamanan PBB harus mengadopsi resolusi yang mengikat untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut dan eskalasi yang dilakukan Israel di sekitar Masjid Al-Aqsa di Bukit Bait Suci, tambahnya.

"Situasinya sudah sangat mencekam. Ideologi yang didorong oleh kebencian yang memungkinkan rancangan untuk mengubah identitas Masjid (Al-Aqsa) akan menjadi pemicunya. Konsekuensinya akan berbahaya," kata Menlu Yordania.

Bukit Bait Suci, yang dikenal umat Islam sebagai Haram al-Sharif, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan diawasi oleh lembaga keagamaan Wakaf Islam.

Meski umat Yahudi kini diperbolehkan mengunjungi situs tersebut, mereka dilarang beribadah di sana untuk menghindari terjadinya ketegangan antara umat Yahudi dan Muslim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement