Ahad 11 Aug 2024 10:34 WIB

Hakikat Harta Menurut Imam Hanafi

Imam Hanafi tak hanya masyhur sebagai ulama besar, tetapi juga entrepreneur sukses.

Hakikat harta menurut Imam Hanafi (ilustrasi).
Foto:

Di antara kisah-kisah teladan Imam Hanafi disebut dalam Manaqib al-Imam Abi Hanifah wa Shahibaihi. Pada suatu ketika, Abu Hanifah menyuruh salah seorang pegawai di tokonya yang bernama Hafsh.

Saat sedang bekerja, Hafsh menemukan bahwa ada satu setel pakaian yang bolong sedikit pada bagian ketiak. Ia pun melapor kepada majikannya.

Imam Hanafi memutuskan agar Hafsh ketika hendak menjual barang itu, harus memberi tahu pelanggan bahwa pakaian ini tidak utuh. Ada cacat pada bagian baju tersebut.

"Di baju ini terdapat cacat. Kalau ada yang ingin membelinya, beritahulah dahulu di mana bagian cacatnya,” demikian pesan ulama yang juga pengusaha itu.

Maka keduanya pun berpisah. Beberapa saat kemudian, datanglah seorang pembeli ke toko. Allah menakdirkan bahwa Hafsh lupa mengenai pesan yang sudah disampaikan Imam Hanafi ihwal baju yang cacat itu.

Hafsh terlanjur menjual pakaian tersebut tanpa sempat memberi tahu si pembeli. Dirinya amat menyesal.

Kemudian, Imam Hanafi datang. Hafsh lalu mengungkapkan, dirinya sudah menjual baju itu tanpa menunjukkan celanya. Untuk menemukan si pembeli tadi, sudah tidak mungkin. Apalagi, kondisi pasar sedang sangat ramai.

Imam Hanafi lalu berkata, "Sedekahkan uang hasil penjualan baju tersebut."

Sang alim tidak marah atas kekhilafan pegawainya. Dan ia pun enggan mengambil untung dari penjualan barang yang diketahui ada cacatnya. Semua itu semata-mata meniru akhlak Rasulullah SAW dalam hal kejujuran saat berdagang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement