Kamis 01 Aug 2024 20:07 WIB

Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh, Arab Saudi: Situasi Kawasan Kritis dan Berbahaya

Menlu Arab Saudi meminta semua pihak menahan diri

Warga Iran mengikuti truk yang membawa peti mati pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat upacara pelepasan di Teheran, Iran, Kamis, 1 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Warga Iran mengikuti truk yang membawa peti mati pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat upacara pelepasan di Teheran, Iran, Kamis, 1 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, pada Kamis (1/8/2024) mengutuk pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Faisal mengingatkan, situasi di kawasan semakin kritis dan berbahaya. Hal itu dia sampaikan melalui percakapan telepon dengan Menlu Iran, Ali Bagheri.

Baca Juga

Faisal mengatakan pentingnya menekan tensi di kawasan dan melanjutkan musyawarah antara Iran dan Arab Saudi.

Sementara itu, Bagheri menegaskan pembunuhan Sang Syahid, Haniyeh, adalah perusakan terhadap keamanan Iran dan keamanan dua iklim sembari menambahkan, negaranya memiliki hak legal untuk membalas Israel dengan tegas dan pasti agar membuatnya menyesal selamanya. Dia mendorong pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Sebelumya, dunia Islam mengecam keras pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas itu meninggal akibat serangan udara Israel yang menghantam kediamannya di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).

Pemerintah Indonesia mengecam pembunuhan tersebut. "Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024. Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," kata Kementerian Luar Negeri RI lewat akun X resminya pada Rabu (31/7/2024) malam.

Sebelumnya pada Rabu pagi, gerakan Palestina Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh akibat serangan Israel terhadap kediamannya di ibu kota Iran.

Menurut gerakan tersebut, Haniyeh tewas dalam "serangan" Israel di kediamannya di Teheran setelah ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran.

“Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar Ismail Haniyeh," demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya, Rabu.

"Pemimpin gerakan meninggal dunia akibat serangan Zionis laknat pada tempat tinggalnya di Teheran setelah mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran yang baru," ucap Hamas.

Berikut ini kecaman-kecaman keras yang dilontarkan negara-negara Islam terhadap aksi pembunuhan Ismail Haniyeh.

Iran

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa Teheran akan membuat Israel membayar atas "pembunuhan pengecut" terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, martabat, dan kehormatannya dengan membuat para teroris penjajah menyesali tindakan pengecut mereka," kata Presiden Iran, Pezeshkian, sebagaimana dikutip kantor berita Tasnim, Rabu.

Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?

Pasukan militer Garda Revolusi Iran yang kuat mengkonfirmasi kematian Haniyeh dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Iran dan front perlawanan akan menanggapi kejahatan ini,” menggunakan istilah yang digunakan Teheran untuk menyebut kelompok-kelompok militan yang bersekutu di seluruh Timur Tengah.

Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, dan menyebutnya sebagai "tindakan pengecut".

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita WAFA, Rabu, Presiden Abbas menyerukan kepada rakyat Palestina "untuk bersatu, bersabar, dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel."

Sekretaris Jenderal...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement