Selasa 18 Nov 2025 08:34 WIB

Pilih Abstain, Rusia: Pasukan Stabilisasi Gaza Berpotensi Jadi Kepanjangan Tangan Kolonialisme

Mandat PBB dinilai vital untuk melegitimasi badan pemerintahan transisi.

Duta Besar Rusia untuk PBB  Vassily Nebenzia.
Foto: Xinhua
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengungkapkan, resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Pasukan Stabilisasi Gaza yang mengadopsi inisiatif Amerika Serikat terkesan mengesampingkan partisipasi Palestina.

Nebenzia yang negaranya abstain saat voting pelolosan resolusi tersebut menuding AS tak bertindak dengan itikad baik dalam meloloskan resolusi tersebut."Yang terpenting, dokumen ini tidak boleh menjadi dalih bagi eksperimen tak terkendali yang dilakukan AS di Israel, di wilayah Palestina yang diduduki," kata Nebenzia dilansir dari Al Jazeera, Selasa (18/11/2025).

Baca Juga

Nebenzia menyatakan kekhawatirannya, resolusi tersebut tidak memuat informasi tentang bagaimana Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) akan bekerja sama dengan Ramallah, merujuk pada Otoritas Palestina.

Berdasarkan resolusi yang diadopsi, Nebenzia mengatakan, pasukan tersebut "tampaknya dapat bertindak secara otonom, tanpa memperhatikan posisi maupun pendapat Ramallah".

photo
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. - (REUTERS/Thaier Al-Sudani)

"Hal ini dapat memperkokoh pemisahan Jalur Gaza dari Tepi Barat. Hal ini mengingatkan kita pada praktik kolonial dan Mandat Inggris untuk Palestina di Liga Bangsa-Bangsa, ketika pendapat rakyat Palestina sendiri tidak diperhitungkan," ujar utusan Rusia tersebut kepada dewan.

Ia juga mengaku khawatir mandat pasukan dalam rencana Trump masih dipertanyakan. Termasuk apakah "tugas penegakan perdamaian"-nya dapat "benar-benar mengubah mereka menjadi pihak dalam konflik yang melampaui batas-batas penjagaan perdamaian".

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement