REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melakukan syiar Islam, Nabi Muhammad SAW menghadapi tantangan bukan hanya dari orang-orang kafir yang terang-terangan memusuhi beliau, melainkan juga golongan munafik. Mereka ini bagaikan 'duri dalam daging.'
Sebab, kelompok ini tidak secara terbuka menolak Islam. Bahkan, sebagian mereka turut dalam aktivitas jamaah kaum Muslimin. Namun, saat berada dengan kaum musyrikin, orang-orang ini menegaskan dukungannya terhadap upaya apa pun untuk menghambat dakwah Rasulullah SAW.
"Ketika umat Islam sedang menghadapi kesulitan dan tantangan, mereka menarik diri dan berada di luar barisan. Tapi ketika kemenangan datang, mereka merapat kembali, seolah-olah ikut berjasa dalam meraih kemenangan," tulis Ahmad Fuad Effendy dalam buku Sudahkah Kita Mengenal Alquran? (2013), saat memaparkan pelbagai tafsir atas surah al-Hajj ayat ke-11.
Arti Kalamullah itu: "Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata."
Pada akhir zaman, keberadaan orang-orang munafik dapat dijumpai, bahkan di Tanah Suci. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyampaikan nubuat tentang para pengikut Dajjal.
Makhluk yang pada wajahnya terdapat guratan "ka-fa-ra" itu muncul sebagai salah satu tanda kiamat besar. Dajjal akan menyesatkan banyak umat manusia. Bahkan, seluruh daerah atau kota di muka bumi ini akan disambanginya. Ia mampu menguasai semua, kecuali Makkah dan Madinah.
Alih-alih merasa aman, orang-orang munafik di Tanah Suci justru gelisah. Sebab, jauh di lubuk hatinya, muncul keinginan untuk mengikuti Dajjal. Hingga tiba saatnya, mereka pun berhamburan keluar dari kota suci demi mewujudkan hasratnya itu. RasulullahSAW bersabda:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ يَحْرُسُونَهَا ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا
“Tidak ada satu negeri pun, melainkan semua akan ditapaki (didatangi) oleh Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Semua jalan yang menuju ke sana dijaga oleh malaikat yang berbaris (rapat).
Maka berhentilah Dajjal di sebuah kebun (di pinggir Kota Madinah). Madinah berguncang tiga kali. Kemudian, keluarlah semua orang-orang kafir dan munafik (dari Kota Madinah) untuk menemui Dajjal” (HR al-Bukhari nomor 1881 dan Muslim nomor 2943).
Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi SAW bersabda, "Tidak ada sebuah negeri pun melainkan akan dimasuki oleh Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu pun jalan masuk ke Madinah melainkan telah dikawal oleh barisan malaikat.
Dajjal kemudian mendatangi Sibhkah al Jurf (tanah berbatu vulkanik) dan memukul serambinya. Akibatnya, Madinah berguncang tiga kali. Maka setiap orang kafir dan munafik keluar (dari Kota Madinah) untuk bergabung dengan Dajjal” (HR Bukhari).
Mereka berlarian keluar dari Madinah dan bergabung dengan pasukan Dajjal. Itu lantaran kefasikan dan kemunafikan dalam dirinya. Orang-orang ini lebih mencintai kenikmatan duniawi daripada mencari keselamatan akhirat yang kekal.