Ahad 14 Jul 2024 06:35 WIB

Bertahun-tahun Membenci Islam, Mualaf Tammy Menangis Mendengar Adzan Pertama Kalinya

Mualaf Tammy terkagum dengan aturan yang ada dalam Islam

Mualaf Tammy terkagum dengan aturan yang ada dalam Islam
Foto:

Seperti kebanyakan anak-anak Amerika, mereka ingin sekali memiliki kebebasan di luar aturan orang tua mereka. Pada saat mereka berusia 18 atau 19 tahun, mereka telah mendapatkan pekerjaan dan pindah ke apartemen mereka sendiri.

“Dan di sanalah saya berada di rumah besar ini dan semua yang telah saya kerjakan dan semua yang saya ketahui telah hilang,” kata dia mengenang.

Baginya, sebagai orang dewasa adalah bekerja keras, pulang ke rumah, membuat makan malam, membantu pekerjaan rumah, dengan banyak kebisingan dan kemudian. Itu adalah rumah yang kosong dan sepi. “Ini adalah waktu yang sangat kelam bagi saya,” tutur dia.

Pada level ini, dia mencoba berjuang mengetahui siapa Tammy sebagai pribadi dan bukan hanya sebagai seorang ibu. Dia jatuh ke dalam depresi berat.

“Saya akhirnya kehilangan pekerjaan saya karena kondisi depresi saya dan saya memutuskan bahwa cukup sudah, saya harus membuat perubahan dalam hidup saya,” kata dia.

Tammy memutuskan menjual segala yang dimiliki, rumah hingga mobil. Semuanya dan membeli tiket kereta api untuk tinggal bersama seorang teman yang jaraknya lebih dari 1000 mil jauhnya di Florida. “Saya pikir ini adalah langkah yang baik, namun ternyata justru sebaliknya,” ujar dia.

Ada pepatah Amerika yang mengatakan "melompat dari wajan ke dalam api". Inilah yang baru saja dia lakukan. Itu adalah langkah yang sangat buruk baginya.

Masalahnya adalah Tammy telah menghabiskan semua uangnya dan mendapati dirinya terdampar di Florida tanpa keluarga atau sistem pendukung.

“Saat berada di sana, saya belajar tentang komputer dan internet. Dan di sinilah saya menemukan chat room,” kata dia.

Karena ingin mengisi kekosongan rohani dan membutuhkan arahan, Tammy menghabiskan waktu di chat room agamanya dengan harapan menemukan bimbingan. Dia kemudian menemukan sebuah ruang obrolan yang menarik, "Christian, Muslim Chat".

“Orang kedua yang saya ajak mengobrol di ruangan ini adalah seorang Muslim. Dan meskipun saya sombong dan marah, dia mendengarkan,” kenang dia.

Dia berkisah, orang ini, setelah mendengarkan kesulitan yang dihadapinya, menawarkan bantuan. Mereka tidak saling mengenal. Dia tahu Tammy tidak bisa langsung membayarnya, tetapi dia mengirimi dirinya uang untuk kembali ke keluarganya.

“Kamu harus mengerti. Saya tidak pantas menerima kebaikan ini. Saya telah melontarkan beberapa hal yang buruk tentang Islam dan di sinilah orang yang mengulurkan tangan yang sangat saya butuhkan,” kata dia. “Tindakan ini mengubah jalan hidup saya,” ujar Tammy menambahkan.

Tammy memutuskan...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement