REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selalu ada wanita tangguh di balik kesuksesan dan kearifan suami. Bukan sekadar dalam kemapanan, wanita itu membersamai sang suami tercinta dalam duka, menghibur dan memotivasinya, sehingga bangkit dan menebar berjuta inspirasi. Hal itu terlihat jelas dalam perjalanan hidup Abuya Ustadz Hasan Baharun (1934-1999) pendiri pesantren Dalwa di Jawa Timur yang dibersamai istri tercinta Hubbabah Khodijah binti Muhammad al-Hinduan.
Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Ibrahimy Situbondo Prof Mohammad Baharun merupakan sosok yang membersamai dakwah Abuya Ustadz Hasan Baharun. Dia mengetahui betapa besar keikhlasan almaghfur laha mendukung sang suami tercinta berdakwah hingga ke pedalaman.
Pasangan yang sama-sama dzuriyat Nabi Muhammad SAW tersebut menikah pada 1971. Setelah itu keduanya bukan berbulan madu seperti pasangan muda saat ini. Keduanya berangkat ke pedalaman Kalimantan Barat. Di tanah rantau tersebut, sang istri mendukung sang suami tercinta mendakwahkan kearifan Islam kepada masyarakat pedalaman.
Juga selalu memberikan segala apa yang dimiliki, lahir dan batin, materi dan motovasi, kepada sang suami untuk mewujudkan cita-cita berdakwah dan mendidik masyarakat. “Beliau, almarhumah ini adalah pendamping yang baik Ustadz Hasan Baharun, pendiri Darul Lughah wad Da'wah (DALWA) Bangil,” kata Prof Mohammad Baharun kepada Republika pada Rabu (3/7/2024).
Dia menjelaskan, almarhumah berperan strategis merintis Pesantren Dalwa di Jawa Timur. Khususnya dalam hal membina santri putri (banat). Hubbabah mendidik para santri putri agar menjadi generasi shalihah yang kelak melahirkan dan membesarkan generasi muda penerus bangsa. Anak-anak yang kelak mereka lahirkan harus berilmu, terampil, dan berakhlak mulia sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Tak hanya santri, istri Abuya Hasan Baharun yang namanya sama dengan nama istri Nabi Muhammad ini juga selalu mendidik anak-anak yang dilahirkannya dengan kearifan. Mereka semua menjadi pengasuh dan pendidik.
“Pesantren Dalwa yang kini berdiri dan menjadi tempat belajar ribuan pemuda dari berbagai kawasan adalah jejak sekaligus legasi Abuya yang didukung penuh oleh almarhumah,” ujar Baharun.
Inisiatif berkorban
Dalam Buku Kearifan dan Keteladanan Abuya Ustadz Hasan Baharun karangan Abubakar Assegaf dijelaskan, suatu ketika Abuya pergi berdakwah, tapi tidak meninggalkan uang untuk bekal makan santri dan keluarga. Ini merupakan suatu yang berat. Bisa saja sang istri menuntut dan memarahi suami karena hal semacam itu.
Lihat halaman berikutnya >>>