Jumat 14 Jun 2024 05:45 WIB

Duit Habis Ratusan Juta, Kisah Korban Travel Nakal yang Ngumpet di Masjidil Haram

Guru ngaji itu menjadi korban travel nakal yang diberangkatkan tanpa visa haji.

Rep: Karta Raharja Ucu/ Red: A.Syalaby Ichsan
Umat Islam memadati Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024). Menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah calon haji (closing date) pada 10 Juni 2024 kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat shalat lima waktu, PPIH Arab Saudi menghimbau jamaah Indonesia agar shalat fardu dan ibadah sunnah lainnya dapat dilakukan di mushala atau masjid di sekitar hotel.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Umat Islam memadati Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024). Menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah calon haji (closing date) pada 10 Juni 2024 kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat shalat lima waktu, PPIH Arab Saudi menghimbau jamaah Indonesia agar shalat fardu dan ibadah sunnah lainnya dapat dilakukan di mushala atau masjid di sekitar hotel.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Banyak jamaah Indonesia yang nekat berangkat ke Tanah Suci meski tidak memegang visa haji. Mereka tergiur dengan iming-iming travel nakal yang menjanjikan haji tanpa antre. Padahal, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah menyatakan akan memperketat para pemegang visa non haji tersebut.

Polisi Arab Saudi pun kerap menggelar razia baik di bus hingga ke penginapan. Bagi mereka yang hanya memegang visa ziarah atau wisata pada saat musim haji akan terancam di deportasi dengan berbagai sanksi lain menanti.

Baca Juga

Lukman, bukan nama sebenarnya, menjadi salah satu korban travel nakal yang diberangkatkan tanpa visa haji. Pria yang berprofesi sebagai guru ngaji ini  ketakutan saat menanti azan Subuh di sudut Masjidil Haram setelah mendapatkan kabar koordinator travel yang memberangkatkannya ke Tanah Suci ditangkap petugas kepolisian Arab Saudi. Ia kini terlantar dan kebingungan di negeri orang. 

photo
Polisi Saudi periksa identitas pengguna jalan. - (Saudi Gazette)

Di benaknya melintas bayangan istrinya yang sedang hamil. Dua wajah anaknya yang masih kecil pun melintas tak mau pergi.  Lukman mengaku takut tertangkap dan dipenjara. Dia takut tak bisa pulang ke Indonesia. "Duhh..,Gusti..kok bisa jadi begini..!" ujar dia.

Diselimuti kekecewaan saat ditemani tiga lansia kawannya asal Madura, Lukman tak henti-hentinya istighfar memanggil-manggil asma Tuhan. "Tidak disangka saya seperti buronan sekarang. Saya di sini (shalat di Masjidil Haram) sebenarnya menghindar, dapat kabar hotel digerebek polisi. Kan ada yang bilang tempat paling aman justru tempat paling berbahaya," katanya. 

Pria berusia 39 tahun ini menyebut pemilik travel ditangkap beberapa hari lalu. "Terus sekarang bagaimana, enggak bertanggung jawab. Panas dingin ini, kawan-kawan pingin ngajak pulang," keluhnya. 

Guru ngaji itu saat ini tinggal di sebuah pemondokan di kawasan Syisya, Kota Makkah. Kepada siapa pun, Ia tidak akan mau menyebut nama hotelnya. Termasuk kepada jamaah-jamaah haji lain yang dikenalnya.  Ia juga mengaku banyak di antara kawan-kawannya mengajak bertemu. Pria itu menolak mengingat posisinya sekarang ini.

"Ada banyak kawan jamaah di sini, wali-wali santri juga banyak yang kirim WA (WhatsApp) ingin bertemu, tapi sudah lah. Takut saya terjadi apa-apa," ujarnya.

Berangkat ke Tanah Suci menggunakan jasa Travel Haji--yang katanya dikelola mukimin asal Medan, Lukman bersama rombongan dari Madura, Mojokerto, Surabaya, dan beberapa daerah lain hanya dibekali visa ziarah. Mereka juga diasupi janji-janji ketika sesampai di Makkah nanti bakal diberi visa haji.

Namun, janji tinggal janji. Padahal uang yang disetor tidak sedikit, sekitar Rp 160 juta sampai Rp 200 juta.  Lukman bahkan mengungkapkan, di rombongannya, ada yang menjual tanah. Mereka pun memilih pulang saja. Mereka tidak mau mengambil risiko melanjutkan perjalanan haji mereka.

"Iki adem panas ga doyan mangan (Ini panas dingin enggak doyan makan). Kasihan ini temen-temen, sudah jual tanah buat ke sini, kerjaan angon (gembala) kambing...,ini lagi ngumpul bahas rencana pulang," ujar dia.

Penangkapan penjual pemilik travel haji tanpa tasreh...

 

 

sumber : Kemenag Sumbar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement