Rabu 29 May 2024 22:46 WIB

Deteksi Dini, Petugas Kesehatan Sapa Jamaah Risiko Tinggi ke Sektor

Petugas melakukan skrining ulang pada jamaah haji berisiko tinggi.

Petugas mendampingi jamaah haji Indonesia.
Foto: MCH 2024
Petugas mendampingi jamaah haji Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Petugas kesehatan yang bertugas di Poli Risti (Risiko Tinggi) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyapa jamaah di Klinik Sektor Sembilan, Makkah, Rabu (29/5/2024). Dalam program "KKIH Makkah Menyapa", petugas kesehatan mendeteksi lebih dini jamaah haji yang berisiko tinggi, terutama yang memiliki penyakit jantung.

Baca Juga

"Di Poli Risti saya diminta untuk melakukan pemeriksaan sekaligus edukasi," ujar Penanggung Jawab Poli Risti KKHI Makkah Siti Chandra di Makkah, Rabu (29/5/2024).

Saat petugas datang ke Sektor Sembilan, jamaah yang mayoritas lansia telah mengantre untuk diperiksa tim dokter. Mereka duduk di kursi roda untuk menunggu giliran. Di sektor ini, setidaknya ada 25 jamaah berisiko tinggi yang diperiksa ulang.

 

Sebelumnya, menurut dokter Chandra, ia sudah meminta agar tim tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) melakukan skrining terhadap jamaah di sektor-sektor. Jika ada jamaah yang pre tesnya di bawah 15 persen, maka harus dilakukan pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG), yaitu tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung.

"Karena nomor satu penyebab meninggalnya jamaah itu karena jantung," kata Chandra.

Sementara itu, Kepala KKHI Makkah Enny Nuryanti menjelaskan, aksi jemput bola Poli Risti ini dilakukan untuk mendekatkan pelayanan KKHI ke sektor-sektor. Menurut dia, dokter Poli Risti yang dilibatkan antara lain dokter spesialis jantung, spesialis paru, dan penyakit dalam.

Menurut dia, jamaah yang diperiksa adalah jamaah yang diajukan oleh tim TKHK untuk diperiksa. “Jadi tim TKHK menyeleksi jamaah berisiko tinggi yang perlu diskrining ulang,” ujar dia.

Pada saat skrining ulang ini, para petugas mencatat umur jamaah, riwayat jantung sebelumnya, nyeri dada atau tidak, komorbid diabetes atau hipertensi, serta riwayat kebiasan merokok.

“Jamaah ini sudah diskrining di Indonesia, namun kita skrining ulang, harapannya para pasien komorbis ini masih tetap istithaah,” ucap Enny.

Jamaah yang hasilnya tetap istithaah, maka akan direkomendasikan untuk mengikuti rangkaian ibadah pada saat Puncak Haji di Armina, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Sedangkan yang tidak mampu secara kesehatan akan dirujuk ke KKHI.

“Kalau tidak istithaah dan ada keluhan akan dirujuk ke KKHI. Tapi jika masih tetap terkontrol, akan tetap dipantau oleh tim TKHK,” jelasnya.

Kepala Tenaga TKHK Sektor 9 Budi Prasetyo mengaku sangat senang dengan adanya layanan poli Risti yang datang ke sektor. “Ini sangat memudahkan kami dan jamaah. Kalau kita kumpulkan jamaah dan dibawa ke KKHI itu berisiko juga karena kan jauh ya, lebih enak seperti ini,” ucap dia.

Hingga saat ini, pihaknya sudah merujuk lima pasien jantung ke KKHI, tapi sebagian sudah kembali lagi ke hotel. “Tadi pagi kami merujuk satu orang ke RS Arab Saudi karena jantung. Jamaah mengeluhkan sakit dada khas jantung,” kata dia.

Selain memantau pasien berisiko tinggi, tim TKHK juga memantau meningkatnya pasien pneumonia. Saat ini, kata dia, jamaah di sektor sembilan banyak yang sakit batuk dan flu.

“Kami terus melakukan edukasi dengan cara door to door, mengingatkan jamaah untuk selalu mengenakan masker dan beristirahat cukup, makan makanan bergizi, juga setop dulu rokoknya,” kata Budi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement