Senin 01 Apr 2024 15:44 WIB

Tak Hanya Sapi Merah, Ini Doktrin Yahudi Landasi Berdirinya Israel dan Ancam Al Aqsa

Yahudi melandasi aksi zionisme mereka dengan doktrin agama.

Rep: Fuji E Permana, Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Yahudi. Yahudi melandasi aksi zionisme mereka dengan doktrin agama
Foto:

Tinggal di luar Israel dipandang sebagai keadaan yang tidak wajar bagi seorang Yahudi. Dunia di luar Israel sering disebut sebagai "galut" yang biasanya diterjemahkan sebagai "diaspora" (penyebaran), namun terjemahan yang lebih harfiah adalah "pengasingan" atau "penawanan." Ketika kami (Yahudi) tinggal di luar Israel, kami hidup dalam pengasingan dari tanah kami.

Orang-orang Yahudi diasingkan dari tanah Israel oleh Romawi pada tahun 135 M, setelah mereka mengalahkan orang-orang Yahudi dalam perang selama tiga tahun, dan orang-orang Yahudi tidak lagi mempunyai kendali atas tanah tersebut sampai 1948 M.

Ketiga, sapi merah

Merujuk pada tradisi Yahudi, abu hasil dari pembakaran sapi merah dibutuhkan dalam ritual pemurnian yang akan menjadi jalan dibangunnya Kuil Ketiga di Yerusalem. Kuil itu, menurut keyakinan kelompok Yahudi radikal, harus dibangun di atas dataran tinggi di Kota Tua Yerusalem, di mana lokasi persisnya terletak Bukit Bait Suci, di titik Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock kini berdiri. Mereka percaya, kuil itu menjadi salah satu syarat datangnya Mesiah turun ke bumi.

Temple Institute menjelaskan bahwa sapi dara berwarna merah itu datang ketika persiapan meletakkan dasar bagi pembangunan Kuil Ketiga di Yerusalem. Hal ini dilaporkan The Jerusalem Post pada September 2022.

Sapi merah pertama kali disebutkan dalam Kitab (19:3) yang dipercaya Yahudi Israel. Teks kitab itu berbunyi, "Ketika Tuhan memberi tahu Musa dan Harun, 'Inilah hukum ritual yang diperintahkan Tuhan: Perintahkan orang Israel untuk membawakanmu seekor sapi merah tanpa cacat, yang tidak ada di dalamnya cacat dan tidak ada kuk yang dipasang padanya'.”

Kitab Taurat selanjutnya menjelaskan bagaimana sapi diolah dan dibakar serta abunya dicampur ke dalam air yang disucikan. Mereka yang menjadi najis karena menyentuh mayat manusia akan disucikan dengan cara memercikkan air bercampur abu tersebut dua kali. 

Yakni tiga hari sekali setelah mereka bersentuhan dengan mayat tersebut, dan yang kedua tujuh hari setelah mereka kontak dengan mayat.

Kitab Taurat menceritakan bahwa seekor lembu merah dibawa ke Imam Elazar, putra Harun, dan diolah untuk dijadikan abu untuk ritual tersebut. Menurut Talmud, abu tersebut digunakan sejak saat itu hingga akhir periode Kuil Pertama. Selama periode Kuil Kedua, lima hingga tujuh sapi dara merah lainnya dibakar untuk dijadikan abu. 

Maimonides menulis dalam ringkasan hukum Yahudi, Mishneh Torah (Laws of the Red Heifer, 3:4), bahwa sapi merah berikutnya akan dibawa oleh Mesias

 

Sumber: jewfaq

photo
Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement