Selasa 26 Mar 2024 23:27 WIB

Wamenag: Manusia Paling Bahagia adalah yang Menolong Orang Lain

Wamenag berpesan agar hidup seperti lebah bukan lalat

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan sambutan dalam acara Festival Ramadan di Aula H.M. Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (22/3/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan sambutan dalam acara Festival Ramadan di Aula H.M. Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (22/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menyatakan bahwa manusia paling bahagia adalah yang gemar memberi pertolongan pada orang lain.

"Berbagai kajian ilmiah mengenai manusia telah mengukuhkan bahwa manusia yang menolong orang lain adalah orang yang paling bahagia," kata Saiful dalam acara buka bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Ia menyebutkan, jika pada suatu hari seseorang bertemu dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan, kemudian ia menolongnya, sepintas yang nampak adalah perbuatan itu untuk kepentingan orang yang ditolong, tetapi sesungguhnya yang paling bahagia adalah dirinya sendiri.

"Dalam perenungan yang lebih mendalam, seuntung-untungnya orang yang kita tolong itu, masih beruntung dan bahagia diri kita sendiri," ujar dia.

Kebahagiaan yang ditimbulkan tersebut, menurutnya, dapat memicu perasaan untuk memberikan pertolongan selanjutnya kepada lebih banyak orang.

"Kita mampu menolong lebih lanjut karena perasaan bahagia itu, kita akan mendapatkan dunia ini dengan harapan yang luas, sebab lapangnya dada kita," tuturnya.

Ia juga berpesan agar manusia dapat hidup bagai seekor lebah, tidak seperti seekor lalat. "Hiduplah bagai seekor lebah, jangan hidup seperti seekor lalat. Seekor lebah selalu hidup dari yang indah, bersih, ia hinggap di tangkai bunga tanpa mematahkannya, ia mengeluarkan sesuatu zat yang sangat berguna atau menyehatkan yaitu madu, sedangkan lalat dia hidup selalu di lingkungan yang kotor," paparnya.

Ia jua mengimbau agar kita sebagai manusia senantiasa introspeksi diri dan berusaha hadir sebagai orang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

"Lihatlah keluarga, tetangga, saudara, kerabat kita dan umat secara keseluruhan, apakah mereka semua merasa senang ketika kita ada atau malah sebaliknya, karena secara filosofis keberadaan kita itu harus berimbas kepada kemaslahatan untuk yang lain, bukan hanya diri kita sendiri," kata Saiful Rahmat Dasuki.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement