Selasa 04 Nov 2025 10:13 WIB

Sudah Distandardisasi, Empat Ribu Dai akan Jadi 'Agen' Literasi Keuangan Haji

Dai dinilai tak hanya menyampaikan agama, tetapi juga jadi pembawa kemaslahatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dai (Ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Dai (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperkuat sinergi dakwah dan literasi ekonomi umat melalui program standardisasi dai berskala nasional. Sebanyak 4.000 dai yang telah lulus standardisasi kini didorong menjadi agen literasi keuangan haji di seluruh Indonesia.

Kolaborasi strategis ini diumumkan dalam "Wisuda Akbar Standardisasi Dai 2025 dan Halaqah Dakwah" yang digelar di Jakarta, Ahad (2/11/2025). Acara tersebut dihadiri Wakil Presiden ke-13 RI sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander, serta Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis. 

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Dalam sambutannya, Kiai Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada para dai yang telah menyelesaikan proses sertifikasi dan kini berstatus “dai standar.” Menurut dia, standardisasi dai penting agar dakwah Islam berjalan sesuai prinsip, batasan, dan tujuan yang jelas.

photo
Mantan Wakil Presiden Indonesia, KH Maruf Amin pada acara Wakafpreneur: Optimizing Waqf Assets, Toward Economic Equity and Prosperity di Kemenag RI, Kamis (30/10/2025) - (Fuji E Permana / Republika)

“Saya sampaikan selamat kepada mereka yang diwisuda hari ini, yang tadinya belum standar sekarang menjadi standar. Dulu ada misi sertifikasi, sekarang kita wujudkan agar para dai memiliki dhawabit (batasan-batasan dalam berdakwah),” ujar Kiai Ma’ruf dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (3/11/2025).

Ia menegaskan, seorang dai tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga harus menjadi pembawa kemaslahatan bagi umat.

“Dai itu sebenarnya al-muslihun, pembawa perbaikan. Dan perbaikan itu sifatnya berkelanjutan, sustainable. Maka saya membuat satu paradigma, al-islah tsumma al-ashlah fal-ashlah (melakukan perbaikan secara terus-menerus),” ujar dia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement