Senin 13 Nov 2023 19:59 WIB

Politikus Israel Terang-terangan Serukan Pembunuhan Jurnalis Media Besar di Gaza

Reporters Without Borders mengecam seruan politikus Israel yang menargetkan jurnalis.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina berduka atas jenazah ayah mereka, Mohsem al Hegi, yang wafat dalam pengeboman Israel di depan kamar mayat Rumah Sakit al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 13 November 2023.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berduka atas jenazah ayah mereka, Mohsem al Hegi, yang wafat dalam pengeboman Israel di depan kamar mayat Rumah Sakit al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 13 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Politikus Israel secara terbuka menyerukan pembunuhan jurnalis di Gaza. Mereka menuduh beberapa wartawan mengetahui sebelumnya tentang serangan Hamas pada 7 Oktober, Kamis (9/11/2023).

Dilansir di Arab News, Sabtu (11/11/2023) beberapa jurnalis diyakini berada dalam bahaya setelah media Israel membagikan nama dan foto mereka di X. Mereka termasuk seorang jurnalis foto lepas dan empat reporter lainnya yang bekerja untuk Reuters, Associated Press, The New York Times, dan CNN.

Baca Juga

Ancaman terhadap jurnalis Palestina muncul menyusul laporan HonestReporting, yang memantau media yang melakukan liputan kritis terhadap Israel. LSM tersebut memasang foto tak bertanggal yang menunjukkan seorang jurnalis foto bersama seorang pemimpin Hamas dan dalam artikel yang menyertainya, mempertanyakan integritas jurnalis tersebut serta integritas keempat reporter tersebut.

BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperangan

Namun, ketika kelompok tersebut ditanya apakah jurnalis foto tersebut adalah bagian dari rencana Hamas, HonestReporting mengakui tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut, menurut The Independent.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan kepada empat media dalam sebuah surat yang dia posting di X (sebelumnya Twitter) bahwa jurnalis yang memfoto kejadian setelah serangan Hamas adalah bagian dalam peristiwa itu.

Media-media yang diberi tanda tersebut, yang merupakan beberapa organisasi berita terbesar di dunia. Mereka dengan tegas membantah tuduhan tersebut. The New York Times menggambarkan tuduhan itu keterlaluan dan membahayakan wartawan di Israel dan Gaza.

Dalam pernyataan pers, Reuters...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement