REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Belanda mengumumkan mereka tidak akan menangguhkan bantuan keuangannya kepada Palestina di tengah meningkatnya eskalasi antara perlawanan Palestina dan tentara Israel sejak Sabtu (7/10/2023).
Dilansir di Maan News, Senin (9/10/2023), hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam keterangan pers yang disampaikannya usai pertemuan Dewan Keamanan Nasional negara tersebut.
Rutte mengatakan negaranya tidak akan menangguhkan bantuan keuangannya ke Palestina, mengingat ada orang-orang yang tidak bersalah di pihak Palestina juga.
"Kita harus membedakan antara Palestina dan Hamas. Kami tidak mendanai Hamas," ujar Rutte.
Keputusan Belanda ini diambil setelah Austria mengumumkan penangguhan bantuan keuangannya kepada otoritas Palestina sebesar 19 juta euro. Selain itu, pernyataan Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman Svenja Schulz negaranya akan memberikan komitmen penuh untuk wilayah Palestina untuk diuji dengan latar belakang kejadian terkini.
Schulze mengatakan pada Ahad (8/10/2023), negaranya akan meninjau kembali bantuan keuangannya untuk wilayah Palestina. Jumlah yang dijanjikan saat ini sebesar 250 juta euro dan menegaskan tidak ada pembayaran yang dilakukan saat ini.
“Kami sekarang akan meninjau seluruh keterlibatan kami untuk wilayah Palestina," ujar menteri yang berasal dari partai Sosial Demokrat yang berhaluan kiri moderat itu.
Sebelumnya, Austria dan Jerman pernah memberikan bantuan kepada Palestina. Akibat ketegangan di Palestina, keduanya menarik bantuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg, mengatakan akan membekukan bantuan pembangunan untuk wilayah Palestina. Tindakan ini dilakukan seusai perang yang terjadi di antara Israel dan Hamas.