Jumat 22 Sep 2023 12:12 WIB

Seribu Warga Palestina Mengungsi Akibat Kekerasan Pemukim Israel Sejak 2022

Tingkat kekerasan pemukim terhadap warga Palestina belum pernah terjadi sebelumnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Delegasi internasional memeriksa bangunan yang dibakar saat mereka berkeliling kota Tepi Barat Turmus Ayya, beberapa hari setelah amukan pemukim Yahudi, Jumat, 23 Juni 2023. Pemukim Israel memasuki kota itu, membakar mobil dan rumah warga Palestina setelah empat warga Israel ditembaki. dibunuh oleh orang-orang bersenjata Palestina di Tepi Barat utara pada hari Selasa.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Delegasi internasional memeriksa bangunan yang dibakar saat mereka berkeliling kota Tepi Barat Turmus Ayya, beberapa hari setelah amukan pemukim Yahudi, Jumat, 23 Juni 2023. Pemukim Israel memasuki kota itu, membakar mobil dan rumah warga Palestina setelah empat warga Israel ditembaki. dibunuh oleh orang-orang bersenjata Palestina di Tepi Barat utara pada hari Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah laporan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, lebih dari 1.100 warga Palestina mengungsi karena kekerasan dari pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 2022. Para pejabat menggambarkan eksodus sebagai tak tertandingi dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan tersebut, yang dirilis pada Kamis (21/9/2023), mendokumentasikan tiga insiden terkait pemukim setiap hari di Tepi Barat. Jumlah itu rata-rata harian tertinggi sejak PBB mulai mendokumentasikan tren pada 2006.

Baca Juga

“Kekerasan telah benar-benar mengosongkan lima komunitas Palestina. Enam lagi telah melihat setengah dari penduduk mereka pergi dan tujuh telah melihat seperempat melarikan diri,” kata laporan itu dilansir dari Daily Sabah, Jumat (22/9/2023).

Ketika permukiman Israel berkembang di bawah pemerintahan sayap kanan Benjamin Netanyahu, orang-orang Palestina mengatakan kekerasan dari pemukim radikal Israel telah mencapai puncaknya. "PBB telah mencatat tingkat kekerasan pemukim yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga Palestina tahun ini," ujar koordinator kemanusiaan untuk wilayah Palestina yang diduduki, Lynn Hastings.

"Komunitas kemanusiaan menanggapi kebutuhan mendesak mereka, tetapi tidak akan ada kebutuhan untuk bantuan kemanusiaan jika hak-hak dasar mereka ditegakkan,” kata Hastings.

Orang-orang Palestina yang telah meninggalkan rumah mereka mengatakan serangan terhadap tanah penggembalaan mereka dan kekerasan dari pos-pos terdepan permukiman, banyak di antaranya baru-baru ini didirikan di puncak bukit yang mengelilingi desa-desa Palestina.

Peta Tepi Barat rusak...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement