“Yayasan ini tujuan dan targetnya untuk memberikan ilmu pengetahuan, kebaikan, kemanfaatan, keamanan, kesejahteraaan, nasionalisme, dan peradaban kepada Mesir dan juga kepada bumi Indonesia, serta kepada manusia secara keseluruhan,” kata Syekh Usamah.
Dengan didirikannya yayasan ini, Syekh Usamah berharap, Mesir dan Indonesia bisa menerangi dunia dan melahirkan berbagai kesejahteraan dan kebaikan di seluruh negeri. “Kita berharap Kairo menjadi pusat cahaya. Begitu juga Jakarta akan menjadi cahaya untuk dunia. Dan kita juga berharap ibukota kita semua menjadi kota-kota yang bercahaya, yang membawa manusia kepada kebaikan, kesejahteraan, kemudahan, dan memenuhi hatinya dengan penuh ketenangan, serta memahami inti Islam,” jelas dia,
Dalam sambutannya, Habib Luthfi menjelaskan, pendiran yayasan ini sebenarnya tidak mengherankan jika melihat sejarah. Karena, sejak awal Mesir-lah yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu, beberapa ulama Indonesia sejak dulu juga sudah berkunjung Mesir, di antaranya Syekh Nawawi Al-Bantani.
“Jadi berdirinya muassasah Syekh Usamah Al Azhari pada siang hari ini adalah suatu tindak lanjut yang menghubungkan keakraban dari ulama-ulama, dari wathoni-wathoni ,” ujar Habib Luthfi yang juga menjadi pembina yayasan ini.
Dengan berdirinya Muassasah ini, menurut Habib Luthfi, pintu-pintu ilmu dan hikmah akan terbuka, khususnya untuk menerangkan ilmu syariat, ilmu tarekat, dan ilmu tasawuf yang menjernihkan pola pikir dan menjernihkan hati.
“Saya yakin dengan adanya muassasah yang telah dibina oleh Syekh Usamah akan menjadikan mercusuar, akan menarik para pelajar, sehingga mampu menjawab tantangan umat dan bangsa ini. Itu harapan kami yang sebear-besarnya,” ucap ulama NU ini.
Dia menambahkan, bukan saatnya lagi umat Islam membahas masalah-masalah khilafiyah. Karena, menurut dia, umat Islam sudah banyak tertinggal dalam hal pengembangan ilmu ekonomi, pertanian, dan banyak lagi yang lainnya.