Jumat 05 May 2023 14:36 WIB

Wawancara Mantan Napiter: Terorisme Kini Menyasar Siapa Saja

Kasus kekerasan terhadap ulama bertambah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Wawancara Mantan Napiter: Terorisme Kini Menyasar Siapa Saja. Foto:  Pengasuh Ponpes Al Hidayah Deli Serdang, Khairul Ghazali
Foto:

Bagaimana analisis anda terhadap potensi aksi teror jelang pemilu?

Terkait perkembangan situasi internasional saat ini dengan Timnas Israel yang ditolak, kemudian serangan Israel ke Al Quds dan Palestina, ditambah lagi serangan teroris WNA Uzbekistan terhadap petugas imigrasi dan Densus 88 10 April 2023 lalu, dan baku tembak teroris di Lampung dengan Densus 88 pada 12 April lalu, punya pengaruh terhadap perkembangan situasi di Indonesia, jika dikaitkan dengan pelaku-pelaku teror dan para Jihadis. 

Mungkin akan ada upaya melakukan kegiatan-kegiatan untuk menunjukkan eksistensinya masing-masing. Perkembangan global tersebut menambah amunisi bagi gerakan jihadis di Indonesia, terutama JAD dan JI yang terafiliasi dengan ISIS untuk melakukan aksinya ditambah lagi memanasnya suhu politik di Indonesia semakin memberi ruang.

Jadi menurut analisis saya sesuai pengalaman dari fenomena tersebut, akan ada aksi-aksi sepanjang 2023-2024 ini, mudah-mudahan analisa ini tidak seluruhnya benar, walaupun tidak bisa dianggap mengada-ada.

Susah untuk deteksi atau termonitor, yang jelas gerakan-gerakan underground ini terus eksis apalagi isu Palestina makin memanas membuat solidaritas gerakan jihadis bersatu padu. Jadi pihak intelijen harus aktif masif jangan hanya fokus Kamtibmas di segi kriminal, judi, narkoba tetapi juga di segi radikalisme yang bisa mengarah ke terorisme. Artinya, sel-sel dan bibit-bibit  radikalisme yang berkembang di tengah-tengah masyarakat harus ada deteksi dini untuk pencegahannya, jangan semuanya diserahkan ke BNPT atau Densus 88.

Aparat bisa jalin kerjasama dengan tokoh-tokoh agama, ulama, ustaz, ormas-ormas Islam, FORKOPIMDA, Dewan Masjid Indonesia, Remaja Mesjid, dan lainnya serta mantan-mantan napiter yang sudah tobat dan kembali berjiwa NKRI untuk mengurai benang kusut toksin yang sudah meracuni anak-anak bangsa dan menyiapkan vaksinnya berupa wawasan kebangsaan, kebhinekaan, cinta tanah air dan memberi pekerjaan dan kegiatan khususnya kepada anak-anak muda agar tidak ada ruang untuk masuknya paham-paham intoleran yang menjadi embrio radikalisme dan terorisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement