Ahad 11 May 2025 21:10 WIB

Perkataan Buruk Seperti Ghibah dan Lainnya, Apakah Membatalkan Wudhu?

Perkataan buruk tidak membatalkan wudhu tetapi mengurangi pahalanya.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Wudhu (ilustrasi). Perkataan buruk tidak membatalkan wudhu tetapi mengurangi pahalanya.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wudhu (ilustrasi). Perkataan buruk tidak membatalkan wudhu tetapi mengurangi pahalanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Acapkali seseorang melakukan khilaf dengan mengucapkan kata atau kalimat buruk saat wudhu atau setelah wudhu. Apakah ucapan-ucapan buruk tersebut, termasuk ghibah membatalkan wudhu?

Perbuatan buruk seperti ghibah, celaan cacian atau perkataan yang dilarang, tidak membatalkan wudhu. Ibnu Quddamah, menjelaskan dalam kitabnya Mughni sebagai berikut:

Baca Juga

ولا ينقض الوضوء ما عدا الردة من الكلام من الكذب، والغيبة، والرفث، والقذف وغيرها. نصَّ عليه أحمد

وقال ابن المنذر: أجمع من نحفظ قوله من علماء الأمصار على أن القذف، وقول الزور، والكذب، والغيبة لا توجب طهارة، ولا تنقض وضوءًا، وقد روينا عن غير واحد من الأوائل أنهم أمروا بالوضوء من الكلام الخبيث، وذلك استحباب عندنا ممن أمر به، ولا نعلم حجة توجب وضوءًا في شيء من الكلام، وقد ثبت أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال: «من حلف باللات والعزى فليقل: لا إله إلا الله». ولم يأمر في ذلك بوضوء

Selain murtad perbuatan dosa seperti dusta, menggunjing, ghibah, fitnah, dan perkataan lainnya tidak membatalkan wudhu. Ini adalah pendapat Imam Ahmad.

Ibn al-Mundzir berkata, "Telah menjadi kesepakatan para ulama di negeri ini bahwa fitnah, dusta, dusta, menggunjing, dan mengadu domba tidak mengharuskan bersuci dan berwudhu.

Kami telah meriwayatkan dari orang-orang terdahulu bahwa mereka diperintahkan untuk berwudhu dari perkataan keji. Ini hanya bersifat anjuran keutamaan saja (istihbab) dan kami tidak mengetahui adanya dalil yang mengharuskan wudhu dari perkataan tersebut.

Telah diriwayatkan dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah, maka hendaklah dia bersyahadat (ucapkan kalimat tahlil la ilaha illallah).” Beliau tidak memerintahkan untuk berwudhu.”

Kendati demikian ada pula ulama yang menganjurkan berwudhu dari ghibah dan perkataan yang dilarang, tetapi tidak mewajibkannya, hanya sebatas anjuran. Imam an-Nawawi dalam kitabnya Majmu’ menjelaskan sebagai berikut:

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

الصحيح، أو الصواب استحباب الوضوء الشرعي من الكلام القبيح، -كالغيبة والنميمة، والكذب، والقذف، وقول الزور، والفحش، وأشباهها-... إلى أن قال: أجمع العلماء على أنه لا يجب الوضوء من الكلام القبيح، -كالغيبة، والقذف، وقول الزور، وغيرها

Pendapat yang benar, bahwa dianjurkannnya berwudhu dari perkataan buruk seperti menggunjing, berdusta, memfitnah, berkata dusta, berkata kotor, dan sejenisnya… "Para ulama bersepakat bahwa tidak wajib berwudhu dari perkataan yang jelek, seperti menggunjing, mengadu domba, memfitnah, berkata dusta, dan sejenisnya.”

 

photo
Infografis Rukun Wudhu - (Dok Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement