REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Selain soal sholat berjamaah berjarak dan bercampur di Pesantren Al Zaytun, ternyata ada seorang non-Muslim yang ikut dalam barisan sholat. Hal tersebut terungkap setelah Kemenag Indramayu mendatangi pimpinan pesantren dan meminta klarifikasi, Rabu (26/4/2023).
Soal ini, Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, mengatakan, mengenai adanya seorang laki-laki Non-Muslim yang ikut dalam barisan jamaah sholat Id, Aan menyatakan bahwa Mahad Al-Zaytun selama ini menerapkan moderasi yang sangat bagus.
‘’(Seorang Non-Muslim ditempatkan di barisan depan jamaah sholat) itu mungkin menghormati,’’ tutur Aan kepada Republika, Kamis (27/4/2023)
Lebih lanjut Aan menyatakan, Kemenag hanya bisa memberikan arahan dan tidak bisa memaksakan suatu paham atau ajaran yang diyakini kelompok tertentu. Selagi ajaran tersebut tidak menyimpang. Dia mencontohkan, di Indonesia ada NU, Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad dan lainnya.
‘’Mereka muslim semua. Kita tidak bisa memaksakan dengan konsep pemahaman keagamaan mereka,’’ tukas Aan.